9 Sep 2010

Posong Sagotrah (3)







Silsilah Kerabat Kartowiryo 
Putra Sulung Trah Posong 


1.    Maksud


Penulisan  Sekilas Kerabat Kartowiryo sudah sangat jelas pohon keturunan dari silsilah Posong Sagotrah  bermaksud ingin mengemukakan Nama-nama dan Domisili Kerabat yang ada saat ini (2010). Secara factual kerabat Kartowiryo relatif sering ketemu baik di kampung Margowangsan maupun di Jakarta yang dilakukan pada acara Lebaran atau Natalan.

 

2.    Ruang Lingkup

 Penelusuran jejak keturunan secara keseluruhan dalam Kerabat Kartowiryo masih dalam tingkat “buyut” dari generasi saat ini, sehingga penelusuran sangat mudah.

 

Kendala kesulitan terjadi pada identifikasi detail terhadap keluarga yang secara kebetulan merantau ke P. Sumatera, sehingga data tidak bisa secara utuh menyajikan data keluarga sampai pada anak cucu “canggah/anak buyut”.

 

Diharapkan tulisan ini dapat menjadi bahan penelusuran bagi siapa saja bilamana suatu saat berkeinginan menjalin tali silaturahmi yang lebih akrab dan lebih indah dalam rangka melengkapi bangunan pohon keturunan Posong Sagotrah.  

 


3.    Referensi

Penelusuran Kerabat Kartowiryo dilakukan dengan wawancara kekeluargaan terhadap Mbah Sahli Slamet Dampit – Mertoyudan (2006). Beliau ini terlihat sangat kuat ingatannya dalam merekam peristiwa-peristiwa masa lalu dan merupakan Pelaku Sejarah yang disegani dalam kerabatnya. Nama-nama pelaku sejarah untuk referensi pendataan adalah sbb :
a)    Mbah Sahli Slamet, Dampit Mertoyudan (2006)
b)    Bapak saya Pak Guru Samidi, Margowangsan (2009)
c)     Pak Lik saya Pak Sugeng, Purwokerto (1991)


4.    Penuturan Pinisepuh Sekitar Kerabat Kartowiryo

Kartowiryo adalah Cucu dari Induk Trah Posong dan anak keempat dari anak sulung Setro Saiman. Kartowiryo hidup pada tahun 1880-an s/d 1940. Dalam  kehidupan bermasyarakat anak sulung Induk Trah ini dikenal sebagai manusia pemberani dalam menghadapi massa. Sudah barang tentu keberanian tersebut karena didukung ilmu kanuragan yang mumpuni.

Ada apa dengan ilmu kanuragan?
Jika zaman sekarang ketokohan ditunjukkan dari derajat formal sebagai Pejabat Negara, Pajabat Perusahaan Negara atau Swasta serta kesuksesannya dalam kewirausahaannya, maka kala itu ketokohan seseorang ditunjukkan dari kemampuannya oleh kanuragan dan kepiawaiannya menggaet Artis Tradisional (Ledek). Dikisahkan, bahwa suatu saat Mbah Karto menonton wayang kulit di Surabaya yang sebagian besar penontonnya adalah orang Madura. Pada saat Ki Dalang menampilkan Raja Mandura (Baladewa), maka adat orang Madura jika Baladewa dimainkan, maka seluruh penonton yang semula pada berdiri harus duduk, menghormati Sang Wayang Idolanya. Nah, Mbah Kartowiryo tidak mau duduk, maka seketika itu dihakimi massa dengan menggunakan senjata aslinya Clurit. Berkat keampuhan ilmunya, maka Mbah Karto tidak lecet sedikitpun dan massa pada mundur melihat manusia yang dikeroyok massa dengan senjata tajam kok tidak mati. Masih banyak lagi kisah-kisah yang tidak ditulis disini menyangkut sepak terjang peri kehidupannya Mbah Kartowiryo dan anak-anaknya yang masih menyukai ilmu kanuragan tersebut diatas. Silahkan disimak Bagan 4. Kerabat Kartowiryo.

 Karto Wiryo 

Mbah Setro Saiman mempunyai 6 anak yaitu :

  1. Mbah Irah/Ngadinem (Gangsan) yang menurunkan Samidi (Gangsan), Kuru (Dampit), Sugeng (Purwokerto): 
  2. Mbah Urip (Banyakan, Mertoyudan) tidak ada keturunan;
  3. Mbah Djuweni (Lampung), menurunkan Sukri (Lmpg), Sukir (Lmp), Suroso (Lmp)
  4. Mbah Slamet Sahli (Dampit), menurunkan Melik (Dampit, Melok (Purwokerto), Siswono (Purbalingga) dan Siswanto (Jakarta).
  5. Mbah Amin Udotaruno, menurunkan Siti (Jakarta), Suyatmi (Jakarta), Sukarni (Jakarta), Sarmini (Jakarta), Suyono (Bendan), Sudari (Padang) dan Sugi (Bendan)
  6. Kimpul, menurunkan Sudadi (Jakarta)

Silsilah Keluarga Kartowiryo

Keluarga Mbah Kartowiryo ini tersebar mulai dari Dusun Gangsan, Bendan, Mertoyudan, Lampung dan keluarga terbesar di Jakarta dari keluarga Mbah Amin Udotaruno terdiri dari :
  1. Keluarga Siti (alm) bersama anaknya Suwanto di Bekasi
  2. Keluarga Suyatmi bersama anaknya Kelik, Gatot, Joko di Pondok Gede sedangkan yang sulung Sri bermukim di Medan Sumatera Utara.
  3. Keluarga Sukarti (alm) bersama anaknya Tokan (Jkt) dan Shanti dan Ola (Sentul)
  4. Keluarga Sarmini bersama anaknya Eko, Dewi, Hari, Adi  dan Puspita di Bekasi
  5. Keluarga Suyono tinggal di kampung bersama Heru dan Ning
  6. Keluarga Dari merantau di Pariaman Sumatera Barat, anaknya Riska dan Ari
  7. Sugi (alm) 

Pada tahun 2010, dari 6 bersaudara tersebut diatas yang terakhir sugeng tinggal Mbah Amin Udotaruno kelahiran tahun 1920 dan meninggal pada tahun 2010 usia 90 tahun setelah G. Merapi meletus. Dengan "ageman" dan falsafah hidup "simply living" narimo ing  pandum" beliau diberi kesehatan dan usia cukup panjang. Namun, semuanya adalah upaya dan takdir Allah, semoga dalam usianya yang panjang beliau masih bisa menikmati anak cucunya yang bisa mengenyam pendidikan kesarjanaan.


Kami mengharapkan adanya masukan tanggapan terhadap diagram tersebut. Bisa jadi ada yang belum tercover atau kurang lengkap. Llebih indah lagi jika ada keluarga yang memberikan masukan model IT yang bisa meningkatkan penampilan atau memudahkan akses komunikasi kepada seluruh keluarga besar.

Kerabat lainnya dari Kerabat Setro Saiman seperti Silsilah Mbah Selar dan Mbah Tambeng (Istri Mbah Supo Taruno) akan ditampilkan pada Tulisan berikutnya.

Catatan :
Adapun Kerabat Setro Saiman yang masih gelap belum bisa ditampilkan adalah Kerabat Mbah Darmin Gondang Lor Kec. Mungkid.


Berlanjut ke Tulisan berikutnya

Tidak ada komentar: