15 Apr 2011

Inovasi Teknologi untuk Meminimalisasi Kecelakaan Penderes Badeg (Nira Kelapa)



Penderes Nira Kelapa Tradisional

"Menyadap" atau "nDeres" berbagai macam getah pohon sudah dikenal oleh masyarakat sejak lama, seperti menyadap getah karet, jelutung, pinus, getah kemenyan, damar, dll. Bentuk getah berupa, dan jumlah getah relatif sedikit dan cepat menggumpal, sehingga alat penadah cairan cukup menggunakan mangkok ukuran 500 cc untuk getah sebarat 5 ons. Namun, menyadap cairan pohon palem seperti Lontar, Kandis, Kurma, Kelapa dan Aren, jumlah cairan yang keluar dari tangkai malai bunga atau batangn, volumenya cukup besar, sehingga tempat penadah cairan menggunakan bumbung, kuali atau jerican ukuran 10.000 cc atau sekitar 10 liter untuk menampung cairan dalam waktu 12 jam sejak tabung dipasang pada tangkai malai bunga yang sudah diiris untuk mengeluarkan cairan. 


Ternyata kebiasaan menderes tidak didominasi oleh masyarakat tegalan di sekitar Gunung Kuli Desa Podosoko - Kec. Sawangan - Magelang. Masyarakat yang tinggal di daerah yang kurang mendapat supply air irigasi pada umumnya mengusahakan budidaya gula kelapa dengan salah satu kegiatan pokok "nderes". daerah ini meliputi kawasan tegalan Lor Kali Mangu mulai dari Jetis Kaliwungu, Tampir, Ngampel, Bulu Cowor, sampai di sebagian besar dataran tinggi kaki G. Merbabu Jati, Kec. Candimulyo, Pakis, Ngablak, Tegal Rejo. Dataran tinggi diatas Desa Jati sampai Desa terakhir sudah jarang ditumbuhi pohon kelapa. Masyarakat dari daerah lain di wilayah Kabupaten Magelang yang mengusahakan penyadapan nira kelapa adalah Desa-desa di perbukitan Menoreh yang notabene kondisi iklimnya hampir sama dengan lereng G. Merbabu, meliputi Kec. Borobudur dan Salaman.

Permasalahan Teknis :
    Climbing Belt Made in USA
  • Sebelum mulai memanjat, batang pohon kelapa dibuat takik untuk pijakan kaki dengan jarak antara satu takik dengan takik diatasnya sekitar 60 Cm, disesuaikan dengan langkah si pemanjat. Takik dibuat sampai setinggi-tingginya sampai suatu saat pohon kelapa sudah dianggap tidak efisien lagi untuk disadap. Umur pohon diatas 40 tahun tinggi pohon berkisar 30 M, sudah terlalu berresiko  untuk dipanjat  dan malai bunga dibiarkan menjadi buah.
  • Penderes tidak menggunakan peralatan pengaman apapun. Tabung bambu atau jerican diikatkan pada ikat pinggang dengan sabit di tangan atau diselipkan di pinggang.  
  • Pemanjat memasang dan mencopot tabung setiap pagi dan sore hari. Tinggi pohon dan jumlah pohon menjadi pertimbangan tehadap keselamatan manakala hari hujan, pohon kelapa licin untuk dipanjat. Pekerjaan memanjat memerlukan kondisi badan yang selalu sehat. Jika suatu saat kondisi badan kurang sehat, ditambah lagi pohon kelapa basah diguyur hujan, maka nyawa menjadi taruhannya.
Liaison Sederhana Penyadapan Nira Aren

Alternatif Teknis :
  1. Jarak tanam pohon (space tree distance) diatur sejak penanaman pohon tanpa mengganggu agronomis pertumbuhan pohon kelapa ± jarak tanam  antar pohon 10 M. Jarak tanam di kemudian hari akan membantu pengaturan perlatan penyadapan.
  2. Untuk mengurangi faktor kelelahan pada saat memanjat dan menuruni pohon serta waktu yang terbuang dibuat penghubung antar pohon (liaison) yang satu dengan pohon lainnya. Penghubung bisa menggunakan tali, rotan, bambu atau logam yang ditautkan dibawah pelepah kanopi pada jarak tidak jauh dari pelepah pohon. (liaison bambu sederhana sudah digunakan bagi penderes nira Aren di Jawa Barat).
  3. Penyadapan Maple, bahan baku sirop 
  4. Penyaluran nira langsung ke tabung dengan menggunakan pipa plastik atau selang yang diletakkan di bawah pohon. Teknik ini dilakukan dalam penyadapan getah pohon "Maple" yang dilakukan oleh petani di negara sub tropis. Pengaliran getah ke tabung penampung menggunakan pipa stainless steel. Getah maple diambil untuk bahan baku sirop.  Petani penderes nira Aren di Jawa Barat dan penderes nira Kelapa di pesisir kidul Kab. Banyumas melakukan pengaliran nira dengan menggunakan selang plastik. Teknik ini juga dilakukan dalam skala ujicoba oleh seorang penderes di Tegalrejo - Magelang, (Cybernews Suaramerdeka, 2010).
  5. Keterampilan para Penyadap perlu dilatih secara fisik, teknis dan subsidi pengadaan fasilitas seperti selang, climb belt, liaison rope, dll  dari Lembaga terkait yang peduli dengan nasib Penderes Kelapa.    
  6. Faktor penunjang lainnya yang tidak kalah penting adalah fasilitas keselamatan dan keamanan kerja (K3). Lembaga  Pemerintah tidak hanya memperhatikan industri milih Badan Usaha saja, tetapi perlu menengok industri rumah tangga milik petani yang hasilnya (gula kelapa) dikonsumsi oleh setiap orang dan mengusasi hajat hidup orang banyak.
  Demikian sekilas buah pikiran yang direfer dari beberapa sumber berita dalam dan luar negeri.

Jakarta, 14 April 2011


 

5 Apr 2011

KELUARGAKU


Agus Prasodjo

Ani Astuti & Damar

 Setelah hampir satu tahun terbitnya Merbabu NingraT's Blog dengan tulisan yang beraneka warna baik yang ditulis dari kekayaan buah pikiran dan wawasan sendiri, ramuan dari tulisan pihak lain maupun gabungan antara buah pikiran sendiri dengan referensi tulisan buah pikiran orang lain, maka baru terpikir untuk menerbitkan tentang apa yang ada pada diri saya sendiri berjudul "Keluargaku".

Saya dilahirkan 51 tahun yang lalu di lembah G. Merbabu Dsn. Margowangsan - Ds. Sawangan, Kab. Magelang - Jawa Tengah dari seorang Guru SD bernama Samidi Adisoemarto dan ibu dari Pegunungan Gunung Kuli di lereng G. Merbabu. Bapak saya adalah keturunan ke-3 dari kerabat Trah Posong (inconnu) yang bersaudara dengan Trah Gading. Sedangkan Ibu dari Trah Kopen - Desa Podosoko.  


Simbok Aku



 Istri  bernama Ani Astuti, putri dari Bapak Abuyono dan Ibu Suyatimah (almh) Dsn. Patosan - Desa Sedayu Kec. Muntilan. 



Adik kandung saya 3 (tiga) orang : 1. Arif Murdowo, SE; 2. Budi Pranoto, SPt dan 3. Harsanto Utomo, SM.Akt. No.1 dan 3 berkarya sebagai Wirausahawan dan tinggal di kampung, No.2 sebagai karyawan perusahaan perkayuan tinggal di Muara Tewe (Kalteng). Semua adik-adik saya sudah berumah tangga dan sudah hidup mapan, alhamdulillah.



Bpk. Samidi Adisoemarto

Anak saya 2 (dua) orang bernama : 1. Nara Pandan (1997) dan 2. Damar A. Schwaner (2002). Semua anak saya menggunakan nama pohon karena saya bekerja di bidang kehutanan yang secara langsung berhubungan secara fisik dengan pohon, lokasi tempat tumbuh pohon ataupun yang terkait dengan nama lokasi tempat bekerja saya.

Bpk Mertua Abuyono dan Ibu 

Pandan, adalah nama pohon berduri, sering digunakan sebagai tanaman pagar pembatas tegalan, daunnya digunakan untuk bahan baku pembuat tikar "kloso" oleh masyarakat. Pada tahun 1960-an, Ibu saya pun pernah membuat kloso untuk dijual ke Pasar Talun atau Muntilan.



Narapandan




Damaralas Schwaner


Damar, adalah pohon hutan yang struktur batangnya tinggi lurus, bisa mencapai diameter 200 Cm, daunnya kecil dan tebal, serat kayunya halus, getahnya untuk bahan bakar pelita (damar) bagi masyarakat hutan yang belum mengenal lampu minyak tanah,  listrik atau digunakan di dangau-dangau tempat berteduh sementara petani berladang dan menyimpan hasil panennya. Getah damar bisa juga sebagai bahan pembuat vernish politur. Schwaner adalah nama peneliti berkebangsaan Jerman yang menemukan Pegunungan yang membatasi Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Di lokasi tersebut ditemukan barang tambang boxit, emas dan uranium. Disitulah saya bekerja pada saat anak saya lahir, persisnya saya sebagai Manajer Camp di suatu Perusahaan Perkayuan di Kab. Melawi - Kalbar.

Arif Murdowo, SE



Budi Pranoto, SPt
 


Istri Budi Pranoto, 2010

Harsanto Utomo, SMAk
 Saya bersama keluarga sekarang berdomisili di Tangerang mulai tahun 1995 hingga sekarang.

Dari tiga bersaudara, tahun 2011 sudah menjadi 14 jiwa, yaitu istri masing-masing (4 org) dan jumlah seluruh anak-anaknya 8 (delapan) orang.

Keluarga Bapak
Bapak saya Samidi adalah pensiunan Guru SD, pangkat terakhir III-C jabatan Kepala Sekolah Podosoko II, dilahirkan di Dsn. Margowangsan Ds/Kec. Sawangan, Magelang. Kakek saya mBah Walijo dari Dsn Gondangan, Mlati, Kab. Sleman yang migrasi ke Kec. Sawangan bersama mBah Urip (Margowangsan), Mbah Bas (Glagahombo, Mangunsari) dan Mbah Rantiyem (Karanganyar). Cerita kakek, keluarga kakek meninggalkan lahan ± 10 Ha (± 10.000 M2) di Dsn tsb  yang membentang dari batas dusun sampai di jalan desa Denggung, dititipkan kepada familinya di Dsn. Gondangan sekarang tidak tahu rimbanya. Kakek dan keluarga tidak mau mengurusnya karena ternyata tanah ysng semula dititipkan sudah diakui sebagai pemilik sah dan sulit ditelusuri bukti-bukti hukumnya. Kakek hanya bilang : "anak cucuku akan mendapatkan ganti rejeki dari sawah yg tidak pernah gagal panen", maksudnya dimudahkan mendapatkan rizki dari non lahan.

Keluarga Nenek
Nenek saya Asih adalah keluarga dari 5 bersaudara yaitu Asih, (Margowangsan), Juweni (Tanjung/Lampung), Slamet Sahli (Mertoyudan), Udo Taruno/Amin (Bendan) dan Kimpul (Jakarta/Bendan). 
Keluarga nenek berasal dari Mbah Buyut Kartowiryo (Margowangsan)  dan Ngadinem (Trenten, Candimulyo).

Mbah Kartowiryo adalah 6 bersaudara meliputi : (1) Mbah Selar, Margowangsan (2) Mbah Darmin, Gondang Lor (3)mBah Sri, Talaman, (4) Mbah Kartowiryo, Margowangsan), (4) mBah Rus, Wonosobo, (6) Mbah Tambeng, Margowangsan).   

Mbah Buyut Kartowiryo adalah anak dari Mbah Setro Saiman (Margowangsan) yang berasal dari 9 bersaudara Trah Posong yang merupakan anak pertama Laskar Mataram yang tercecer pasca Perjanjian Giyanti Tahun 1779 (periksa tulisan Posong Sagotrah 1, 2010).
Urut-urutan Generasi pertama Laskar (inconnu) adalah : (1) Setro Saiman, Margowangsan, (2) Joyo,Posong, (3) Kartorejo, Posong, (4) Kartoduryo, Butuh, (5) Rusmin, Popongan, (6) Pm, Mawungan, (7) Niti, Plalangan, (8) Pawiro, Gadingsari dan (9) Kartodimejo, Posong / ayah Mbah Karto Karsini Ngaglik Nduwur ibu dari Bpk. Suharto. 

Pagi Idulfitri, 2009

Cucu mbah Samidi, 2009
Keluraga Dowo & Anak istri aku




Lain Dulu Lain Sekarang
Dulu yang saya maksudkan adalah pada masa kecil saya hidup di pedesaan dengan segala tahun 1965 - 1975, lingkungan pedesaan belum tersentuh teknologi di segala bidang. Akses antar perkampungan masih jalan tanah. Jalan kaki dan sepeda onthel merupakan pemandangan umum masyarakat bergerak dari satu desa ke desa lainnya. Bilamana akan bepergian jauh harus berjalan kaki ke kota terdekat  yaitu Blabak (6 Km) atau Muntilan (8 Km). 

Pengolahan tanah pertanian masih manual. Masyarakat menggunakan "luku", "garu" untuk menggemburkan tanah sebelum ditanami padi. Buruh tani pun menggunakan cangkul untuk mengolah tanah dan kegiatan pemeliharaan pasca tanam.

Kegotongroyongan masyarakat pedesaan masih sangat terasa pada saat warga desa memerlukan tenaga yang cukup besar dan dalam waktu sekejap yaitu saat "wur mbako" menanam tambakau pada awal musim kemarau dan membuat rumah khususnya pada saat menaikkan atap dan memasang dinding bambu. 

Sekarang, mulai tahun 1975 hingga sekarang pembangunan pedesaan mulai merambah pedesaan mulai tahun 1976. Infrastruktur jalan jalur Blabak - Tlatar mulai dibangun pada tahun 1974 sehabis Pemilu-I tahun 1971.

Berlanjut...
 
 

2 Apr 2011

"Menthik Wangi" Beras Unggulan Kec.Sawangan - Kab. Magelang

Beras enak pulen, bergizi , beraroma wangi dan sehat (cutiness, nutricious, good smell and healthy) dimiliki oleh varietas padi Menthik Wangi yang termasuk varietas padi aromatic. Terlebih lagi jika ditanam di lahan yang mempunyai karakteristik sejuk, bersih, dialiri air dari mata air gunung berapi yang kaya mineral, maka akan menambah kekayaan karakter bahwa beras lebih enak dan sehat.  Seperti ada kesesuaian dengan kegemaran masyarakat Sawangan - Magelang yang dikenal "suka makan enak" tetapi bukan "ngawulo wadhuk" dalam arti kecenderungan mengkonsumsi makanan enak, perut kenyang tetapi tidak sekedar membesarkan otot perut.


Jenis beras "Mentik Wangi" produksi lahan wilayah Kecamatan Sawangan Kab. Magelang - Jawa Tengah sudah menjadi trade mark Kecamatan Sawangan sebagai beras berkualitas seperti tsb dimuka. Dari soal rasa, beras lokal dengan jenis Andel Rojo, Rojo Lele dan Mentik Wangi produksi Kec. Sawangan sudah dikenal keunggulannya di wilayah Yogyakarta, Magelang dan Semarang. Pedagang beras di kota Muntilan, Yogyakarta, Magelang tidak segan-segan menawarkan barang dagangannya kepada pembeli dengan sebutan "Beras Sawangan". Oleh karenanya, Gubernur Jawa Tengah periode 2006 - 2011 (Bpk. Bibit Waluyo) pernah menobatkan Kec. Sawangan - Magelang adalah sentra produksi padi Mentik Wangi (Cybernews Suara Merdeka, Mei 2009).


Ada apa dengan Sawangan dan Menthik Wangi-nya?
Tuhan telah menciptakan makhluk hidup dengan segala kekurangan dan kelebihannya sesuai dengan tempat tumbuh makhluk tersebut. Suatu tumbuhan atau binatang akan lebih baik pertumbuhannya pada lingkungan aslinya. Tempat hidup flora dan atau fauna inilah yang secara ilmiah disebut habitat. Kemudian manusia  memanfaatkan sisi kelebihannya dengan menangkarkan, memindahkan tanaman dan mengembangkannya, bahkan pada akhirnya mempertahankan keberadaan aslinya. Dalam istilah lingkungan habitat asli disebut (in-situ) dan habitat setelah dipindahkan dengan tujuan apapun, disebut (ex-situ).     


Dari penelusuran beberapa sumber, ternyata varietas padi "Menthik Wangi" adalah beras lokal asli pegunungan di Pulau Jawa dari golongan padi aromatik. Ditilik dari sifat kehidupannya beras pegunungan dengan suhu udara lebih rendah, cenderung umur lebih panjang dan sebaliknya beras pesisiran dengan udara panas umur lebih pendek.  
Melihat lebih dekat jenis  beras lokal termasuk "Menthik Wangi" (MW) di Kec. Sawangan - Magelang, jenis ini termasuk varietas padi dalam (bukan hibrida) yang lebih cocok hidup di dataran tinggi antara 300 M dpl (Dsn Penggaron) s/d  650 M  dpl (Dsn. Kapuhan).
Areal penanaman padi di Wilayah Kec. Sawangan terbentang dari Sebelah barat laut Dsn. Wana Asri Desa Tirtosari sampai sebelah selatan Dsn Pasekan Desa Gondowangi melewati pertengahan Kamal - Penggaron (± 5 Km) menyusur kearah timur sepanjang utara bantaran S. Pabelan kearah timur sampai Dsn. Kapuhan, keraha barat laut sampai di Dsn. Kragan, menyusuri daerah aliran S. Mangu sampai di Dsn Wana Asri Desa Tirtosari. Luas areal persawahan di Kec. Sawangan seluas ± 16.000 Ha, namun penanaman padi Menthik Wangi kurang dari 500 Ha setiap tahunnya mengingat tidak semua petani menanam varietas padi dimaksud tergantung situasi pasar komoditas pertanian saat itu. 
Bulir Padi Varietas Menthik Wangi

Areal penanaman padi tersebut diatas mendapatkan supply air sepanjang tahun dari lereng G. Merapi melalui S. Pabelan yang berhulu di puncak G. Merapi dan mata air di cekungan-cekungan lahan yang mengalir ke Kali Krasak dan Kali Mangu. Mineral gunung api yang disemburkan dari perut bumi pada setiap kali letusan dan yang terlarut dalam air serta elevasi tanah membawa udara sejuk dengan aliran air jernih sepanjang tahun, sangat cocok untuk pertumbuhan padi  Mentik Wangi.
Kebiasaan masyarakat pegunungan dengan kerja keras di sawah sepanjang siang hari dan istirahat di malam hari tani sudah sewajarnya mengkonsumsi makanan lebih banyak dan enak yang berlangsung secara turun temurun, sehingga menjadi kecenderungan untuk lebih menyukai makan (jw : seneng mangan) dalam arti positip dalam rangka mendukung kekuatan otot untuk bekerja di sawah dan tegalan (tadah hujan). Trade  mark masyarakat suka makan "wong seneng mangan" ini  harus diakui karena ternyata sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat luar.


Berbagai jenis butiran beras (Rice Grain)
Kecamatan Sawangan Kab. Magelang - Jaw Tengah seluas 44.819 Ha dengan hamparan sawah teknis seluas 1.598 ~ 1.600 Ha dan pertanian lahan kering seluas 4.977,05 Ha ~ 5.000 Ha.


Lahan yang terbentang di kaki G. Merbabu dan G. Merapi dengan aliran air pegunungan berdampak pada perilaku petani dalam budidaya tanaman pertanian. Segala jenis tanaman dicoba dengan teknologi manipulasi lingkungan. Maksudnya, biar pun air selalu mengalir sepanjang tahun, bisa ditanami dengan palawija dengan pengaturan drainese yang sedemikian rupa disesuaikan dengan tuntutan tanaman dimaksud. Tentunya dari sekian jenis tanaman, ada yang cocok kemudian diteruskan seperti sayur-sayuran dan ada yang tidak cocok kemudian ditinggalkan.  
Kearifan Lokal sudah tertanam sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Lahan persawahan ini tidak berarti setiap tahun selalu ditanami padi atau hortikultura secara terus menerus. Masyarakat sudah faham mengatur waktu kapan menanam padi dan kapan harus ditanami hortikultura sayuran. Bidadaya pertanian setempat sangat tergantung perkembangan pasar saat itu dan cenderung ikut-ikutan keberhasilan petani di sekitarnya. Oleh karenanya kemampuan petani dalam memprediksi fluktuasi sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam memperoleh keuntungan, disamping faktor keterampilan dan dukungan permodalan yang dimiliki.   

Studi Akademik Beras Menthik Wangi



Morfologi Tanaman Padi
The common name Oriza sativa is rice. The critical indicator of domestication in grains—as well as five other single nucleotide polymorphisms, is identical in both indica and japonica, Vaughan et al. (2008) determined that there was a single domestication event for Oryza sativa in the region of the Yangtze river valley. Rice appears to have been used by the early Neolithic populations of Lijiacun and Yunchanyan.  Evidence of possible rice cultivation in China from c. 11,500 BP has been found, however it is still questioned whether the rice was indeed being cultivated, or instead being gathered as wild rice. Bruce Smith, an archaeologist at the Smithsonian Institution in Washington, D.C., who has written on the origins of agriculture, says that evidence has been mounting that the Yangtze was probably the site of the earliest rice cultivation.


Berdasarkan penelitian arkeologis tsb diatas, ternyata padi yang sekarang kita kenal berasal dari dataran rendah S. Yangtze, Provinsi Yunnan, China bagian selatan pada tahun 11000 SM, zaman Neoliticum. Berkembang ke dataran India tahun  4530 SM (jenis indica) dan ke Nusantara (Asia tenggara) pad tahun 3000 SM yang sama (jenis japonica). 


Padi Menthik Wangi Menjelang Panen

Empat factor utama yang mempengaruhi mutu beras yaitu sifat genetic, lingkungan dan kegiatan prapanen, perlakuan prapanen, dan perlakuan pascapanen. Sifat genetic beras meliputi ukuran dan bentuk beras, rendemen giling, penampakan biji, sifat mutu tanak, dan cita rasa nasi. Aroma beras ditentukan juga oleh sifat genetic. Faktor lingkungan antara lain adalah kondisi ekosistem suatu wilayah (Suismono et al.,1999).
Kadar amilosa dapat digolongkan menjadi ketan (1-2%), sangat rendah (2-10%), rendah (10-20%), sedang (20-25%), dan tinggi (>25%). Beras yang mempunyai kadar amilosa 20-24% biasanya mempunyai rasa nasi enak (Widjono dan Syam,1982).
Beras varietas Menthik Wangi produksi dari dataran tinggi Sawangan mengandung karbohidrat (78,5 %), air (12,1 %), abu (0,9 %), lemak (0,98%), protein (6,7 %), serat (1,13 %) (Anonim, Laboratorium Fak. Pertanian, UGM, 2005). Dari hasil studi ilmiah tersebut diatas menunjukkan beras Menthik Wangi mempunyai kelebihan kandungan karbohidrat yang tinggi (78,5 %). Rasa enak pulen gurih disebabkan adanya kandungan lemak hampir 1 %. Kadar amilosa atau karbohidrat beras mempunyai korelasi positif terhadap rasa nasi. Makin tinggi kadar amilosa beras, makin keras pula nasinya.


Beras Pecah Kulit (Brown Rice) Butiran Utuh


Beras Merah (Red Rice)

Hasil penelitian Adhi Surya Perdana (2008), bobot tertimbang kandungan amilopektin atau tingkat rasa varietas Menthik Wangi (2,68) masih dibawah Rojo Lele (3,03).  Kecamatan Sawangan dikenal sebagai produsen beras menthik wangi yang oleh banyak orang dinilai mempunyai keunggulan yaitu dari aspek citarasa bila dibandingkan dengan padi Menthik wangi yang ditanam di daerah lain, (A.A Suwantoro, 2008).  Harga Di Tingkat Petani, Pengumpul dan Pedagang Pemasok dan Super Market Kota Besar
Hukum ekonomi, harga tergantung dari dari ketersediaan barang dan permintaan. Harga beras Menthik Wangi jenis "non-organik" sampai dengan akhir bulan Maret 2011, harga di petani masih berkisar Rp.8000,-/Kg. Harga di pengumpul dan pemasok di Yogyakarta, Magelang dan Solo per Kg mencapai Rp.10.000,- hingga Rp.12.000,-. Harga di Super Market di Jakarta pada umumnya berkisar Rp.15.000,-/Kg.

Saya pernah membaca beras Menthik Wangi jenis "Organik" dengan iklan menurunkan kada gula darah, baik untuk penderita diabetes, dengan bandrol Rp.55.000,- setiap packing 2 Kg. 


Hasil Olahan Bekatul Beras Merah (Makanan Bayi)

Anda ingin mencoba, bisa dicoba eceran minimal 2 Kg, harga negociable. Hubungi kami di email dan nomor telepon pada Dasbor dimuka.
Jika secara kebetulan tidak tersedia stock di Jakarta, maka pengiriman pemesanan anda perlu waktu menunggu pengiriman langsung dari lokasi panen (Sawangan - Magelang - Jateng). 

Note :
Tersedia juga :
  • beras merah, yang kaya nutrisi, baik untuk penderita diabetes, ibu hamil dan menyusui 
  • beras pecah kulit (brown rice)
  • jenis IR64 dan beras lokal lainnya asli dikirim dari Sawangan - Magelang dan
  • "bekatul" padi Menthik Wangi dan Rojo Lele yg kaya vitamin, untuk bahan kue. 


Referensi Pustaka :
  1. Londo et al. (2006) History of Domestication and Cultivation, Based on one chloroplast and two nuclear gene regions, Indonesian rice varieties/landraces
  2. Anonim (2000), "The U.S. Rice Export Market". USDA. Nov 2000.
  3. Denis J. Murphy (2007), The Spread of Cultivated rice From India into South-east Asia
  4. A.A. Suwantoro, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organik di Kab. Magelang. 



21 Mar 2011

Mengenal Penyakit Rematik, Gejala & Obatnya

Rematik atau Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian. Selain menyerang persendian, penyakit rematik juga menyerang otot dan urat.


Rematik pada sendi disebut encok. Encok sendiri ada beberapa macam. Semua encok menganggu kegiatan harian kita, termasuk aktivitas seksual. Obat encok cuma berfungsi meredakan, dan belum tentu untuk menyembuhkan (Handrawan Nadesul, Dr, 2007)Penyebab rematik salah satunya adalah masalah kekebalan tubuh yang berbalik menyerang jaringan persendian. Hal ini mengakibatkan tulang rawan di sekitar sendi menipis dan membentuk tulang baru. Pada saat tubuh digerakkan, tulang-tulang di persendian bersinggungan sehingga memicu rasa nyeri.
Secara kedokteran, Mandi malam atau paparan dingin pada badan dan sendi bukan penyebab encok. Tapi orang yang sudah encok dilarang mandi malam atau terpapar hawa dingin supaya encoknya tidak kambuh. Penyebab encok lebih dari semacam. Pada encok rheumatoid arthritis (RA), entah kenapa sebabnya, tubuh membuat zat yang merusak sendinya sendiri (tergolong penyakit otoimun), yang menimbulkan rasa nyeri dan jadi kaku lalu mengganggu fungsi sendi.

Sendi yang tak difungsikan lama-lama mengakibatkan otot lemah, menciut lalu menurunkan kinerjanya (atrofi). Encok bisa juga disebabkan oleh proses menua. Bisa juga akibat sendi sering dipakai, terkena benturan, trauma olahraga yang mencederai sendi lalu rusak juga. Orang gemuk, pernah kena enyakit sendi, atau ada penyebab lain yang merusak rawan sendi, bisa terkena encok juga.

Sendi yang terinfeksi berbuntut encok juga. Infeksi biasanya berasal dari aliran darah; seperti, kuman kencing nanah, sifilis, dan TBC. Infeksi sendi bisa juga karena tercemar jarum suntik yang tak steril, atau akibat patah tulang yang keluar dari daging. Encok bisa juga bagian dari beberapa sindroma yang melibatkan sendi. Misal, kumpulan penyakit radang mata, radang saluran kemih, yang disertai gejala encok juga.

Ada juga jenis encok yang entah kenapa sebabnya, pada orang tertentu,terbentuk pengapuran sendi yang mengganggu kerja sendi, menimbulkan rasa nyeri bila difungsikan. Ada juga jenis encok karena penulangan abnormal dalam sendi, selain kemungkinan terbentuknya kristal kapur dalam cairan sendi. Pada orang tertentu ada kemungkinan terbentuknya pengapuran sendi pada tulang pinggul. Ia tak bisa membungkuk, lama-lama pinggang dan punggung ikut kaku. Jika pegapuran menjalar sampai ke tulang dada, menimbulkan keluhan sukar bernafas. Dari foto tulang belakangnya tampak kelainan yang spesifik (Handrawan Nadesul, Dr, 2007).

Beberapa jenis encok lainnya disebabkan oleh penyebab dari luar sendi, seperti kanker tulang, atau penyebaran sel kanker dari organ tubuh lain ke tulang.

Secara ilmu tusuk jari, penyebab terjadinya Encok atau reumatik dalam ilmu tusuk jari di sebut "PI". Penyakit ini disebabkan karena adanya penyumbatan energy di dalam tubuh. Ada dua golongan penyebab yaitu :
  1. Kebiasaan hidup yang tidak teratur
Kelelahan yang melukai energy di dalam darah. Hal tersebut disebabkan karena bekerja dalam lingkungan yang lembab, memakai baju basah berkeringat atau basah kehujanan yang menyebabkan masuknya Penyebab Penyakit Luar antara lain: angin, lembab, dingin. Akibatnya dapat masuk ke dalam tubuh dan mengadakan penyumbatan energy dalam tubuh.
Penyebab Penyakit Luar angin
Sesuai sifat angin yang bergerak, penyumbatan dalam meridian tidak menetap melainkan berpindah-pindah
Penyebab Penyakit Luar lembab. Sesuai dengan sifat lembab yang berat dan mengendap, maka penyumbatan Ci (energy) terletak pada posisi tubuh tertentu dan menetap, disebut Encok menetap
Penyebab Penyakit Luar dingin
Bila PPL dingin masuk maka yang terjadi adalah pengerutan perjalanan energi dan pembekuan Ci darah mengakibatkan rasa nyeri yang hebat, disebut Encok nyeri


2. Dalam organ tubuh sudah ada penyakit yang mengendap sebelumnya
a.  Penyebab Penyakit Luar, angin, lembab dan dingin masuk, maka terjadilah panas yang menyumbat dan mengakibatkan Ci (energi) tidak lancar.
b. Penyebab Penyakit Luar angin, lembab dan dingin masuk ke dalam tubuh dan tertampung begitu lama, lalu membentuk panas dan menyumbat perjalanan energi disebut Encok panas


Gejala rematik diataranya:
Nyeri persendian setelah beraktivitas, nyeri pada saat cuaca berubah dari panas ke dingin, peradangan dan hilangnya fleksibilitas sendiri, sendi terlihat kemerahan dan terasa panas, sendi kaku di pagi hari, sendi bengkak, gerak terbatas, dan nyeri persendian.


Banyak orang yang selalu menyamakan penyakit dengan gejalanya, salah satunya adalah rematik yang sering disebut pegal linu.
Sedangkan rematik sendiri bisa merupakan suatu gejala yang mengikuti penyakit Osteoartritis dan Rhematoid Artritis, dimana penderita salah satu yang dirasa pegal dan linu sehingga ada istilah obat pegal linu.
Obat rematik sendiri di kalangan awam sering disebut obat encok yang biasanya juga merupakan obat analgesik (pereda sakit) dan antiinflamatori (penghilang bengkak).
Pembengkakan Sendi, Akibat Rematik
Rhematoid Artritis
Rhematoid Artritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Artritis rematoid juga bisa menyebabkan sejumlah gejala di seluruh tubuh. Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk, dan wanita 2-3 kali lebih sering dibandingkan pria. Biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun.
Untuk pengobatan selain obat yang mempunyai efek antiinflamasi, antipiretik dan analgesik, juga dipakai obat kortiko steroid dan obat imunosupresan.
Osteoartritis
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun. Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada usia yang lebih muda.
 Adapun gejala yang sering dialami oleh penderita rematik adalah :

  1. Inflamasi atau bengkak pada sendi, bila kondisi ini lebih dominan dari gejala lainnya maka bijaksana memilih obat rematik yang mempunyai efek mengurangi pembengkakan lebih dominan. Seperti derivat dari asam enolat; piroksikam, tenoksikam. Tetapi biasanya obat ini kuat mengiritasi lambung.
  2. Rasa nyeri, obat rematik dalam hal ini berperan sebagai analgesik. Obat rematik yang mirip dengan aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah dan nyeri yang berkaitan dengan inflamasi.
  3. Demam, obat rematik dalam hal ini berperan sebagai antipiretik, dimana biasanya akan menurunkan suhu badan di waktu demam saja. Walaupun demikian obat rematik tidak dibenarkan hanya untuk penghilang demam saja karena sifat toksiknya.




Pengobatan pada penderita rematik secara umum ditujukan untuk menghilangkan / mengurangi rasa nyeri, menghilangkan gejala inflamasi (peradangan), dan mencegah terjadinya deformitas (perubahan bentuk) dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik.



Berikut ini beberapa Tips mengobati rematik, dengan menggunakan ramuan tradisional
Alternatif 1 :
Bahan-bahan : - Daun Sendok segar (5 lembar); - Kapur (1 Sendok makan)
Cara Pemakaian:
  • Campurkan daun sendok segar dengan kapur,
  • kemudian letakan diatas bagian yang sakit, (tebalnya sekitar 5 mm).
  • 
    Daun Sendok atw Ki Urat
    
  • Ganti ramuan tersebut tiap 1 hari 1 malam.

















Alternatif 2 :
Bahan-bahan :
- Daun Kumis Kucing (4-5 lembar)
- Tanaman Meniran (4-5 buah)


Daun Kumis Kucing
 
- Air (3 gelas)
Cara Pemakaian:
  • Rebus semua bahan obat rematik diatas dalam 3 gelas air, hingga tersisa 1,5 gelas.
  • Setelah dingin, minum air ramuan rematik tersebut 3 kali sehari (masing-masing setengah gelas).
  • Ulangi sampai satu minggu, jika belum ada perbedaan, konsultasi ke Dokter fisioterapi dan atau Dokter saraf, mungkin yang anda derita bukan reumatik.



Daun Meniran

Catatan :
Hati-hati mengkonsumsi air rebusan daun kumis kucing, karena jika berlebihan akan mengganggu fungsi ginjal.




Dasar pengobatan adalah melancarkan Ci (energi) ditubuh yang tersumbat.
Pada gejala Encok bergerak dan panas, dipakai cara pemijatan pelemahan sebanyak 45 kali. Pada gejala Encok nyeri dan menetap digunakan cara dipanasi / moksibasi.

a. Penyakit Encok di Pergelangan tangan, pergelangan kaki, persendian paha, persendian lutut, persendian pundak dipijat  / di moksa sesuai dengan gejalanya. Dilakukan pemijatan / moksa di sekitar pergelangan dan persendian.

Titik tambahan
b. Untuk hilang rasa pada keempat alat gerak yaitu mengatur dan memperbaiki CI Sie (darah) sebagai titik utama
He Ku (II 4)    : sela antara ibu jari tangan dan telunjuk

Tay Cung (XII 3)    : diatas sela ibu jari kaki dan jari kaki ke II

c. Mengusir penyebab penyakit dan nyeri atau hilang rasa pada jemari
Jari tangan dan jari kaki pijat / moksa di sela-sela jari tangan dan jari kaki. Selanjutnya 3 jari diatas pergelangan tangan luar segaris jari manis (Wai Kuan)

Gejala encok / reumatik / PI yang terletak pada kulit dan otot lebih mudah disembuhkan daripada yang terletak pada tendon dan tulang.


Sumber pustaka :