Jenis beras "Mentik Wangi" produksi lahan wilayah Kecamatan Sawangan Kab. Magelang - Jawa Tengah sudah menjadi trade mark Kecamatan Sawangan sebagai beras berkualitas seperti tsb dimuka. Dari soal rasa, beras lokal dengan jenis Andel Rojo, Rojo Lele dan Mentik Wangi produksi Kec. Sawangan sudah dikenal keunggulannya di wilayah Yogyakarta, Magelang dan Semarang. Pedagang beras di kota Muntilan, Yogyakarta, Magelang tidak segan-segan menawarkan barang dagangannya kepada pembeli dengan sebutan "Beras Sawangan". Oleh karenanya, Gubernur Jawa Tengah periode 2006 - 2011 (Bpk. Bibit Waluyo) pernah menobatkan Kec. Sawangan - Magelang adalah sentra produksi padi Mentik Wangi (Cybernews Suara Merdeka, Mei 2009).
Ada apa dengan Sawangan dan Menthik Wangi-nya?
Tuhan telah menciptakan makhluk hidup dengan segala kekurangan dan kelebihannya sesuai dengan tempat tumbuh makhluk tersebut. Suatu tumbuhan atau binatang akan lebih baik pertumbuhannya pada lingkungan aslinya. Tempat hidup flora dan atau fauna inilah yang secara ilmiah disebut habitat. Kemudian manusia memanfaatkan sisi kelebihannya dengan menangkarkan, memindahkan tanaman dan mengembangkannya, bahkan pada akhirnya mempertahankan keberadaan aslinya. Dalam istilah lingkungan habitat asli disebut (in-situ) dan habitat setelah dipindahkan dengan tujuan apapun, disebut (ex-situ).
Dari penelusuran beberapa sumber, ternyata varietas padi "Menthik Wangi" adalah beras lokal asli pegunungan di Pulau Jawa dari golongan padi aromatik. Ditilik dari sifat kehidupannya beras pegunungan dengan suhu udara lebih rendah, cenderung umur lebih panjang dan sebaliknya beras pesisiran dengan udara panas umur lebih pendek.
Melihat lebih dekat jenis beras lokal termasuk "Menthik Wangi" (MW) di Kec. Sawangan - Magelang, jenis ini termasuk varietas padi dalam (bukan hibrida) yang lebih cocok hidup di dataran tinggi antara 300 M dpl (Dsn Penggaron) s/d 650 M dpl (Dsn. Kapuhan).
Areal penanaman padi di Wilayah Kec. Sawangan terbentang dari Sebelah barat laut Dsn. Wana Asri Desa Tirtosari sampai sebelah selatan Dsn Pasekan Desa Gondowangi melewati pertengahan Kamal - Penggaron (± 5 Km) menyusur kearah timur sepanjang utara bantaran S. Pabelan kearah timur sampai Dsn. Kapuhan, keraha barat laut sampai di Dsn. Kragan, menyusuri daerah aliran S. Mangu sampai di Dsn Wana Asri Desa Tirtosari. Luas areal persawahan di Kec. Sawangan seluas ± 16.000 Ha, namun penanaman padi Menthik Wangi kurang dari 500 Ha setiap tahunnya mengingat tidak semua petani menanam varietas padi dimaksud tergantung situasi pasar komoditas pertanian saat itu.
Bulir Padi Varietas Menthik Wangi |
Areal penanaman padi tersebut diatas mendapatkan supply air sepanjang tahun dari lereng G. Merapi melalui S. Pabelan yang berhulu di puncak G. Merapi dan mata air di cekungan-cekungan lahan yang mengalir ke Kali Krasak dan Kali Mangu. Mineral gunung api yang disemburkan dari perut bumi pada setiap kali letusan dan yang terlarut dalam air serta elevasi tanah membawa udara sejuk dengan aliran air jernih sepanjang tahun, sangat cocok untuk pertumbuhan padi Mentik Wangi.
Kebiasaan masyarakat pegunungan dengan kerja keras di sawah sepanjang siang hari dan istirahat di malam hari tani sudah sewajarnya mengkonsumsi makanan lebih banyak dan enak yang berlangsung secara turun temurun, sehingga menjadi kecenderungan untuk lebih menyukai makan (jw : seneng mangan) dalam arti positip dalam rangka mendukung kekuatan otot untuk bekerja di sawah dan tegalan (tadah hujan). Trade mark masyarakat suka makan "wong seneng mangan" ini harus diakui karena ternyata sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat luar.
Berbagai jenis butiran beras (Rice Grain) |
Lahan yang terbentang di kaki G. Merbabu dan G. Merapi dengan aliran air pegunungan berdampak pada perilaku petani dalam budidaya tanaman pertanian. Segala jenis tanaman dicoba dengan teknologi manipulasi lingkungan. Maksudnya, biar pun air selalu mengalir sepanjang tahun, bisa ditanami dengan palawija dengan pengaturan drainese yang sedemikian rupa disesuaikan dengan tuntutan tanaman dimaksud. Tentunya dari sekian jenis tanaman, ada yang cocok kemudian diteruskan seperti sayur-sayuran dan ada yang tidak cocok kemudian ditinggalkan.
Kearifan Lokal sudah tertanam sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Lahan persawahan ini tidak berarti setiap tahun selalu ditanami padi atau hortikultura secara terus menerus. Masyarakat sudah faham mengatur waktu kapan menanam padi dan kapan harus ditanami hortikultura sayuran. Bidadaya pertanian setempat sangat tergantung perkembangan pasar saat itu dan cenderung ikut-ikutan keberhasilan petani di sekitarnya. Oleh karenanya kemampuan petani dalam memprediksi fluktuasi sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam memperoleh keuntungan, disamping faktor keterampilan dan dukungan permodalan yang dimiliki.
Studi Akademik Beras Menthik Wangi
Morfologi Tanaman Padi |
Berdasarkan penelitian arkeologis tsb diatas, ternyata padi yang sekarang kita kenal berasal dari dataran rendah S. Yangtze, Provinsi Yunnan, China bagian selatan pada tahun 11000 SM, zaman Neoliticum. Berkembang ke dataran India tahun 4530 SM (jenis indica) dan ke Nusantara (Asia tenggara) pad tahun 3000 SM yang sama (jenis japonica).
Padi Menthik Wangi Menjelang Panen |
Empat factor utama yang mempengaruhi mutu beras yaitu sifat genetic, lingkungan dan kegiatan prapanen, perlakuan prapanen, dan perlakuan pascapanen. Sifat genetic beras meliputi ukuran dan bentuk beras, rendemen giling, penampakan biji, sifat mutu tanak, dan cita rasa nasi. Aroma beras ditentukan juga oleh sifat genetic. Faktor lingkungan antara lain adalah kondisi ekosistem suatu wilayah (Suismono et al.,1999).
Kadar amilosa dapat digolongkan menjadi ketan (1-2%), sangat rendah (2-10%), rendah (10-20%), sedang (20-25%), dan tinggi (>25%). Beras yang mempunyai kadar amilosa 20-24% biasanya mempunyai rasa nasi enak (Widjono dan Syam,1982). Beras varietas Menthik Wangi produksi dari dataran tinggi Sawangan mengandung karbohidrat (78,5 %), air (12,1 %), abu (0,9 %), lemak (0,98%), protein (6,7 %), serat (1,13 %) (Anonim, Laboratorium Fak. Pertanian, UGM, 2005). Dari hasil studi ilmiah tersebut diatas menunjukkan beras Menthik Wangi mempunyai kelebihan kandungan karbohidrat yang tinggi (78,5 %). Rasa enak pulen gurih disebabkan adanya kandungan lemak hampir 1 %. Kadar amilosa atau karbohidrat beras mempunyai korelasi positif terhadap rasa nasi. Makin tinggi kadar amilosa beras, makin keras pula nasinya.
Beras Pecah Kulit (Brown Rice) Butiran Utuh |
Beras Merah (Red Rice) |
Hasil penelitian Adhi Surya Perdana (2008), bobot tertimbang kandungan amilopektin atau tingkat rasa varietas Menthik Wangi (2,68) masih dibawah Rojo Lele (3,03). Kecamatan Sawangan dikenal sebagai produsen beras menthik wangi yang oleh banyak orang dinilai mempunyai keunggulan yaitu dari aspek citarasa bila dibandingkan dengan padi Menthik wangi yang ditanam di daerah lain, (A.A Suwantoro, 2008). Harga Di Tingkat Petani, Pengumpul dan Pedagang Pemasok dan Super Market Kota Besar
Hukum ekonomi, harga tergantung dari dari ketersediaan barang dan permintaan. Harga beras Menthik Wangi jenis "non-organik" sampai dengan akhir bulan Maret 2011, harga di petani masih berkisar Rp.8000,-/Kg. Harga di pengumpul dan pemasok di Yogyakarta, Magelang dan Solo per Kg mencapai Rp.10.000,- hingga Rp.12.000,-. Harga di Super Market di Jakarta pada umumnya berkisar Rp.15.000,-/Kg.
Saya pernah membaca beras Menthik Wangi jenis "Organik" dengan iklan menurunkan kada gula darah, baik untuk penderita diabetes, dengan bandrol Rp.55.000,- setiap packing 2 Kg.
Hasil Olahan Bekatul Beras Merah (Makanan Bayi) |
Anda ingin mencoba, bisa dicoba eceran minimal 2 Kg, harga negociable. Hubungi kami di email dan nomor telepon pada Dasbor dimuka.
Jika secara kebetulan tidak tersedia stock di Jakarta, maka pengiriman pemesanan anda perlu waktu menunggu pengiriman langsung dari lokasi panen (Sawangan - Magelang - Jateng).
Note :
Tersedia juga :
- beras merah, yang kaya nutrisi, baik untuk penderita diabetes, ibu hamil dan menyusui
- beras pecah kulit (brown rice)
- jenis IR64 dan beras lokal lainnya asli dikirim dari Sawangan - Magelang dan
- "bekatul" padi Menthik Wangi dan Rojo Lele yg kaya vitamin, untuk bahan kue.
Referensi Pustaka :
- Londo et al. (2006) History of Domestication and Cultivation, Based on one chloroplast and two nuclear gene regions, Indonesian rice varieties/landraces
- Anonim (2000), "The U.S. Rice Export Market". USDA. Nov 2000.
- Denis J. Murphy (2007), The Spread of Cultivated rice From India into South-east Asia
- A.A. Suwantoro, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organik di Kab. Magelang.