4 Okt 2011

Tips Mengendalikan Kutu Busuk atau Tinggi

Foto Mikroskopis (diperbesar 1600 x)
Kutu Busuk = Tinggi
Tulisan kali ini terinspirasi dari kejadian di rumah baru saya di bilangan Sangiang Tangerang, yang tidak diduga sebelumnya, spring-bed yang belum lama dipsang sudah penuh dengan kutu busuk. Anehnya, kutu tersebut sudah disemprot baygon, dimatikan setiap malam, tetapi jumlahnya malah semakin banyak. Yang mengerikan lagi, anak-anak kutu jumlahnya cukup banyak dan semakin merajalela sampai istri dan kedua anak saya meninggalkan springbed, tidurnya di ruangan di depan TV hingga 10 hari lebih, menunggu lenyapnya si kutu dari spring-bed. 

Bangsat atau kepinding atau kutu busuk disebut juga tinggi mempunyai nama latin Cimex lectularius. Kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kalau kita menyebut kutu busuk, biasanya yang kita maksud adalah spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah-rumah, khususnya yang dekat dengan tempat tidur. Kutu busuk bisa menggigit korbannya tanpa diketahui oleh korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi.

Klasifikasi serangga ini adalah sbb :
Kerajaan:Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Cimcimidae (Latreille, 1802)
Genus : Afrocimex
Species : Cimex lectularius


Penelusuran Sifat Fisik Kutu Busuk
Kutu busuk atau istilah asingnya “Bed bugs” termasuk serangga hematophagous (pengisap darah). Sebagian besar spesies serupa memakan darah manusia atau binatang berdarah panas seperti ditemukan pada binatang ternak kerbau, anjing, kucing, dll. Kutu busuk tertarik terhadap mangsanya terutama yang mengandung karbon dioksida (CO2), suhu hangat dan sejenis bahan kimia tertentu.


Sejarah Kutu Busuk

Sebuah prasasti di Timur Tengah pada tahun 1860 telah ditemukan di gua-gua dan dihuni kelelawar tergambar bagian-bagian dari kutu busuk.


Kutu busuk juga sudah disebut-sebut pada zaman Yunani kuno pada 400 SM dan kemudian serangga ini juga telah disebut-sebut oleh Aristoteles. Sejarah Alam Pliny, pertama kali diterbitkan sekitar tahun 77 Masehi di Roma, mengklaim bahwa kutu busuk memiliki nilai penyembuhan sebagai obat dalam seperti gigitan ular dan infeksi telinga. (Kepercayaan bahwa kutu busuk dipercaya sebagai obat tidur bertahan sampai setidaknya abad ke-18, ketika Guettard direkomendasikan penggunaannya dalam pengobatan histeria). Kutu busuk pertama kali disebutkan di Jerman pada abad ke-11, di Perancis pada abad ke-13 dan di Inggris pada 1583, meskipun keberadaannya tetap langka di Inggris hingga 1670. Beberapa di abad ke-18 diyakini bahwa kutu busuk telah dibawa ke London melalui pasokan kayu untuk membangun kembali kota itu setelah Kebakaran Besar London (1666). Giovanni Antonio Scopoli mencatat kehadiran kutu busuk di Carniola (kira-kira setara untuk menyajikan-hari Slovenia) pada abad ke-18.

Pengendalian Kutu Busuk
Ada metode tradisional untuk mengendalikan atau membunuh kutu busuk termasuk penggunaan ekstrak tanaman, jamur, dan serangga, seperti penggunaan lada hitam, black cohosh (Actaea racemosa), Pseudarthria hookeri, Laggera alata (Cina yángmáo cǎo | 羊毛草), Minyak Eucalyptus saligna, daun pacar (Lawsonia inermis atau camphire), "minyak infus vulgaris Melolontha" (mungkin cockchafer), lalat agaric (Amanita muscaria), Actaea spp . (Misalnya black cohosh), tembakau, "minyak dipanaskan Terebinthina" (yaitu terpentin benar), liar mint (Mentha arvensis), berdaun sempit pepperwort (Lepidium ruderale), Myrica spp. (Misalnya bayberry), Robert geranium (Geranium robertianum), bugbane (Cimicifuga spp.), "Ramuan dan biji Cannabis", "opulus" berry (mungkin maple atau Eropa cranberrybush), pemburu bertopeng bug (Reduvius personatus), "dan banyak lain ".

Pada pertengahan abad ke-19, asap dari kebakaran gambut dianjurkan. Debu telah digunakan untuk menangkal serangga dari penyimpanan biji-bijian selama berabad-abad, termasuk "tanaman abu, kapur, dolomit, beberapa jenis tanah, dan tanah diatom (DE) atau kieselguhr". Dilihat kebangkitan sebagai beracun (bila dalam bentuk amorf) residu pestisida untuk pengurangan kutu busuk. Serangga yang terkena tanah diatom mungkin memakan waktu beberapa hari untuk akhirnya mati.
Keranjang-kerja panel yang diletakkan di sekitar tempat tidur dan terguncang keluar di pagi hari, di Inggris dan di Perancis pada abad ke-19. Hamburan daun tanaman dengan rambut bilamana dilihat secara mikroskopis di sekitar tempat tidur di malam hari, kemudian menyapu mereka di pagi hari dan membakar mereka, adalah teknik yang digunakan dilaporkan di selatan Rhodesia dan di Balkan.

Sebelum pertengahan abad kedua puluh, kutu busuk menjadi sangat umum diperbincangkan. Menurut sebuah laporan oleh Departemen Kesehatan Inggris, pada tahun 1933 ada banyak daerah di mana semua rumah memiliki beberapa tingkat hunian kutu busuk. Kutu busuk menjadi masalah serius selama Perang Dunia II. Jenderal MacArthur berkomentar bahwa kutu busuk adalah "masalah terbesar serangga pengganggu ... di pangkalan di AS"

Dengan kedatangan pestisida kuat, terkenal DDT dalam tahun 1940-an, kutu busuk hampir hilang di negara-negara Barat. Namun, tempat tidur menjadi hunian kutu dalam beberapa tahun terakhir dengan alasan yang tidak jelas, tapi faktor pendukung mungkin bisa terjadi dengan meningkatnya resistensi kutu busuk, larangan penggunaan pestisida dan meningkatnya perjalanan antar negara/internasional. Gelombang besar penularan kutu busuk di seluruh Amerika telah melahirkan sebuah industri untuk pencegahan kutu tsb, pemberantasan dan pelaporan penularannya.

Pemberantasan kutu busuk sering memerlukan kombinasi pendekatan pestisida dan non-pestisida. Pestisida yang secara historis telah ditemukan efektif meliputi:.. Piretroid, dichlorvos dan malathion. Perlawanan terhadap pestisida telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu dan ada kekhawatiran efek negatif terhadap kesehatan dari penggunaan pestisida. Teknik pendekatan seperti menyedot serangga dan pengobatan panas atau membungkus kasur telah direkomendasikan..
Insektisida Para propoxur karbamat sangat beracun untuk kutu busuk, namun di Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA) telah enggan untuk menyetujui seperti penggunaan indoor karena potensi toksisitas untuk anak-anak setelah paparan kronis.

Resistensi Pestisida
Kutu busuk secara alami mengembangkan resistensi terhadap pestisida DDT dan berbagai termasuk organofosfat. Beberapa populasi telah mengembangkan resistensi terhadap insektisida piretroid. Meskipun sekarang sering tidak efektif, resistensi terhadap piretroid memungkinkan untuk penggunaan bahan kimia baru yang bekerja dengan cara yang berbeda untuk diselidiki, sehingga manajemen kimia dapat terus menjadi salah satu bagian dalam menyelesaikan penularan kutu busuk. Meningkatnya minat di kedua piretroid sintetik dan insektisida pirol, chlorfenapyr. Pengatur pertumbuhan serangga, seperti hydroprene (Gentrol), juga kadang-kadang digunakan.

Populasi kutu busuk di Arkansas telah ditemukan sangat resisten terhadap DDT, dengan LD50 lebih dari 100.000 ppm. DDT terlihat membuat kutu busuk lebih aktif dalam penelitian yang dilakukan di Afrika.
Kutu busuk resistensi terhadap pestisida tampak meningkat secara dramatis. Sampel populasi kutu busuk di seluruh AS menunjukkan toleransi bagi ribuan piretroid beberapa kali lebih besar dari laboratorium tempat kutu busuk di New York City. Tempat kutu busuk telah ditemukan untuk menjadi 264 kali lebih tahan terhadap deltametrin dari tempat kutu busuk di Florida karena mutasi dan evolusi.
Sebuah studi genetika populasi kutu busuk di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia menggunakan penanda DNA mitokondria menemukan tingkat variasi genetik yang tinggi. Hal ini menunjukkan populasi kutu busuk yang dipelajari tidak mengalami hambatan genetik sebagai salah satu harapan dari insektisida kontrol selama tahun 1940-an dan 1950-an, tetapi sebaliknya, bahwa populasi mungkin telah dipertahankan pada tempat hidup kutu busuk lain seperti burung dan kelelawar. Variasi genetik berbeda dengan jumlah tinggi yang diamati dengan penanda DNA mitokondria, tidak ada variasi genetik dalam penanda RNA nuklir diamati. Hal ini menunjukkan peningkatan aliran gen dari populasi kutu busuk yang sebelumnya terisolasi dan mengingat tidak adanya hambatan aliran gen, penyebaran resistensi insektisida dapat cepat.

Musuh Alami Predator Kutu Busuk
Musuh alami dari bug tidur termasuk pemburu bertopeng (juga dikenal sebagai "pemburu kutu busuk bertopeng"), kecoa, semut, laba-laba (terutama Thanatus flavidus), tungau dan kelabang. (Monomorium pharaonis) racun semut Fir'aun adalah mematikan untuk kutu busuk. Pengendalian hama secara biologis sangat tidak praktis untuk menghilangkan kutu busuk dari tempat tinggal manusia.

Epidemiologi
Epidemiologi kutu busuk atau Bed bugs terjadi di lingkungan kita dengan tingkat penularan signifikan di negara maju, sementara menurun dari tahun 1930-an hingga 1980-an, telah meningkat secara dramatis sejak 1980-an.. Sebelumnya, kutu busuk berkembangbiak secara umum di negara berkembang, tetapi jarang di negara maju. Peningkatan di negara maju mungkin telah disebabkan oleh perjalanan internasional meningkat, resistensi terhadap insektisida, dan penggunaan yang baru metode pengendalian hama yang tidak mempengaruhi kutu busuk. Penurunan populasi kutu busuk setelah tahun 1930-an di negara maju diyakini sebagian karena penggunaan DDT untuk membunuh kecoa. Penemuan vacuum cleaner dan penyederhanaan desain furnitur mungkin juga memainkan Peranan penting. Yang lain percaya itu hanya mungkin sifat siklus organisme.

Kutu busuk (Cimex lectularius) adalah spesies dengan tingkat adaptasi terbaik di lingkungan manusia. Hal ini ditemukan di daerah beriklim sedang di seluruh dunia. Spesies lainnya termasuk Cimex hemipterus, ditemukan di daerah tropis, yang juga burung dan unggas dan kelelawar, dan Leptocimex boueti, ditemukan di daerah tropis Afrika Barat dan Selatan Amerika, yang infests kelelawar dan manusia. Cimex pilosellus dan Cimex pipistrella terutama merundung kelelawar, sementara Haematosiphon inodora, spesies Amerika Utara, terutama burung dan unggas.

Berikut beberapa tips sederhana untuk membasmi kutu busuk :
  • Jemurlah kasur atau tempat tidur maupun perabotan rumah tangga yang sering dijadikan tempat persembunyian kutu busuk atau bangsat, anda dapat menjemur dibawah terik matahari sekitar 5 jam.
  • Jika anda berada di pedesaan, gunakanlah bunga pandan atau "pudak" yang diaplikasikan dengan cara pudak ditaruh di tempat dimana kutu busuk bersarang, dibawah kasur dan bantal. Bunga pudak baunya wangi menyengat dan bau wangi tersebut akan membunuh serangga seperti kutu busuk dan kecoa.
  • Taruhlah kulit durian atau daun mindi (nimba atau neem) kering di bawah tempat bersarangnya serangga penghisap darah tersebut. Atau dapat juga dengan menggunakan buah asam segar yang telah dikupas kulitnya dan diletakan di tempat kutu busuk bersarang.
  • Campuran minyak tanah dan kapur barus juga dipercaya ampuh untuk mengatasi kutu busuk atau bangsat ini.
  • Menggunakan lilin, dengan cara meneteskan di celah-celah tempat kutu busuk atau bangsat berada, jumlah tetesan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tetesan lilin ini dimaksudkan untuk mematikan telur-telur dan anak-anaknya.
  • Pergunakan air panas untuk menyiram tempat persembunyianya, karena kutu busuk atau bangsat sangat rentan terhadap kelembaban yang tinggi dan juga suhu 44-45 derajat celcius.
  • Gunakan insektisida khususnya obat untuk membasmi rayap. Obat ini sangat efektif untuk membunuh rayap termasuk kutu busuk, hanya saja harus hati-hati karena sifat racunnya (toxisitas) sangat keras. Anda bisa menggunakan produksi "Buyer" yang diaplikasikan dengan cara fumigasi.  Ikuti aturan yang tertera pada label. Biasanya insektisida hanya membunuh kutu busuk stadium nimfa dan dewasa, sedangkan telurnya cukup tahan. Oleh karena itu, lakukan penyemprotan sampai telur menetas.
  • Jangan memindahkan barang apapun dari kamar tanpa dilakukan sterilisasi terlebih dahulu,bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/kamar akan amat mudah terjadi.
  • Kutu busuk atau bangsat dapat ditemukan di semua ruangan tempat tinggal, maka sebaiknya anda periksa tempat-tempat yang mempunyai kemungkinan untuk bersarangnya serangga tersebut. 
Demikian sekilas tips membasmi kutu busuk, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Daftar Pustaka :

  1. ^ Goddard J, deShazo R (April 2009). "Bed bugs (Cimex lectularius) and clinical consequences of their bites". JAMA 301 (13): 1358–66. doi:10.1001/jama.2009.405. PMID 19336711.
  2. Reinhardt, Klaus; Siva-Jothy, Michael T. (Jan 2007). "Biology of the Bed Bugs (Cimicidae)". Annual Review of Entomology 52: 351–374.

1 Okt 2011

Penanggalan Jawa

Budaya Jawa: Penanggalan Jawa: Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penang...

13 Sep 2011

Paromosastro = Tata Bahasa = Grammar




Para sutersna Basa Jawi, kepareng matur mbok menawi sutersna sedaya wa bil khusus ingkang ngancik yuswa sepuh lan pilenggahe ana ing sak njaban bebrayan masyarakat Jawi, mbak menawa isih pada kelingan piwulange Ibu/Bapak Guru rikala duk inguni.

Tulisan iki kaserat saka situs Buku Piwulang Basa Jawi lan situs-situs kang magepokan ing babagan piwulang basa Jawi sarto pangeling-eling duk nalika semana aku antuk piwulang Basa Jawa nalika ing pasinaon SMP Negeri Blabak udakara tahun 1972 -1974, yaiku saka Ibu Guruku ingkang asma Ibu Dra. Marfuah (almh). Kaleresan bejo-bejaning awak, aku tansah antuk angka 9 - 10 ana ing saben ulangan piwulang Basa Jawi. Sumonggo disimak paramasastro utawa Tata Bahasa (grammer) kasebut ing ngisor iki.




A. Tembung (Kata)
Tembung (kata) : Kumpulane wanda (sukukata) kang duweni teges. Tembung kang mung sakwanda diarani Tembung Wod (akar kata).


Jinise tembung
Tembung lingga (Kata dasar) : Tembung kang durung uwah soko asale

Tembung andhahan (Kata jadian) : Tembung kang wis owah saka asale kanthi diwenehi Ater-ater (Awalan), Seselan (Sisipan) utawa Panambang (Akhiran).


Ater-ater (prefik)
  • Ater ater Hanuswara (m, n, ny, ng), ngemu teges nindakake pagawean, tuladha :
m [m+bathik=mbathik]
n
[n+tulis=nulis]
ng
[ng+kethok=ngethok]
ny [ny+cuwil=nyuwil]



  • Ater-ater Tripurasa, yaiku awalan kang nuduhake bakal ditindakake, tuladha :

dak [dak+pangan=dakpangan]
ko
[ko+jupuk=kojupuk]
di [di+goreng=digoreng]

Catetan :
Ater-ater “dak” diucapake mawarna-warna dening masyarakat saka salah sawijining daerah lan daerah liyane, tuladha : dak tetep diucapake dak kanggone masyarakat Banyumasan ananging wiwit daerah Purworejo mangetan tumeka Jawa Timur, dak diucapake “tak”, tuladha : tak jaluk, tak openi, lsp.

  • Bawa Kuma, kami, kapi yaiku ater-ater liyane kang nuduhake kapilara (pelengkap penderita) tumraping tembung, tuladha :
kuma [kuma+wani=kumawani]
kami
[kami+tuwa=kamituwa, kamitenggengen]
kapi [kapi+temen=kapitemen]


  • Ater-ater liyane kang ora gumathok, warno-warno tegese, tuladha :

a [a+lungguh=alungguh]
ma
[ma+lumpat=malumpat]
ka
[ka+gawa=kagawa]
ke
[ke+sandhung=kesandhung]
sa
[sa+gegem=sagegem]
pa
[pa+lilah=palilah]
pi
[pi+tutur=pitutur]
pra
[pra+tandha=pratandha]
tar [tar+buka=tarbuka]

Catetan :
  • Ater-ater a asale saka “Ha” huruf Jawa. Mula saka iku, ana ing Tanah Jawa sisih kulon (Pasundan), akeh tembung kang migunaake ater-ater Ha, tuladha : andap dadi handap, arep dadi harep, lsp.

  • Seselan (insersi)
um [..um..+guyu=gumuyu]
in
[..in..+carita=cinarita]
el
[..el..+siwer=seliwer]
er [..er..+canthel=cranthel]

Catetan :
Seselan insersi “er utawa ra” ngemu teges akeh “multi” ana ing Tanah Pasundan dianggo ana ing saperangan tembung, tuladha : ..ra.. tembung aran [tahu = tarahu]; ..ra.. tembung kriya [bade = barade], lsp.

  • Panambang (akhiran utawa affix)
i [kandha+i=kandhani]
ake [jupuk+ake=jupukake]
ne
[teka+ne=tekane]
e
[omah+e=omahe]
ane
[jaluk+ane=jalukane]
ke
[kethok+ke=kethokke]
a
[dudut+a=duduta]
na
[gawa+na=gawakna]
ana
[weneh+ana=wenehana]
en
[lepeh+en=lepehen]
ku
[buku+ku=bukuku]
mu
[klambi+mu=klambimu]
e [omah+e=omahe]


Jinising Tembung

  1. Tembung aran (Kata benda) : Tembung kang nuduhake arane barang, tuladha : Omah, dalan, lsp

  1. Tembung kriya (kata kerja) : Tembung kang nuduhake pakaryan, tuladha : adus, mlaku, mangan, lsp

  1. Tembung wilangan (Kata bilangan) : Tembung kang nuduhake cacahing tembung aran, tuladha : Siji, sprapat, sepisan, lsp.

  1. Tembung kaanan (kata sifat) : Tembung kang nuduhake kaanan lan watak kang manggon ing sakmburine tembung aran, tuladha : Gedhe, sregep, abang, lsp.

  1. Tembung katrangan (kata keterangan) : Tembung kang nerangake sak liyanetembung aran, tuladha : Angler, cepet, rindhik, lsp.

  1. Tembung tetenger (kata sandang) : Tembung kang nyandhangi tembung aran, tuladha : Si, sang, lsp.

  1. Tembung ancer-ancer (kata depan) : Tembung kanggo nggandeng tembung ing sajroning ukara, tuladha : Lan, ing, awit, lsp.

Catetan :
Tembung sing rinaket mungguhe ancer-ancer, amung tinemu ana saperangan daerah Magelang lan sakiwo-tengene, yaiku tembung “ndak”, ngemu teges “apa bener” utawa “genea utawa ya gene”, tulodho : ndak ngene, ndak bener, lsp.

  1. Tembung panyambung (kata sambung) : Tembung kang wigatine kanggo nyambung ukara, tuladha : Dene, nanging, lsp.

  1. Tembung sesulih (kata ganti) : Tembung kang wigatine kanggo nyulihi jenenge barang utawa manungsa, tuladha : Aku, iki, apa, lsp.

  1. Tembung pangguwuh (kata seru) : Tembung kang nuduhake pangudarasa, tuladha : Adhuh, oh, edan tenan, lsp.


Ayahane tembung (jabatan kata)

Jejer (Subyek).
Wasesa (Predikat).
Lesan (Obyek).
Katrangan (Keterangan).

Kaidah :
(Subyek + Predikat + Obyek + Keterangan = SPOK) dadi (Jejer + Wasesa + Lesan + Katrangan = JWLK).



1.    Tembung Tanduk (aktif)
Tanduk kriya wantah :
Tembung sing diwenehi ater ater hanuswara tanpa panampang
[maju (m+aju)]

Tanduk i kriya :
Tembung sing diwenehi ater ater hanuswara lan panambang i
[nyirami(ny+siram+i)]

Tanduk ke kriya :
Tembung sing diwenehi ater ater hanuswara lan panambang ke utawa ake
[nyelehake(ny+seleh+ake)]


2.    Tembung Tanggap (Pasif)
Tanggap tripurusa :
Tembung sing diwenehi ater ater tripurusa lan panambang i utawa ke
[Dikandhani(di+kandha+i)]

Tanggap na :
Tembung sing wenehi seselan in
[Tinuku(tuku+in)]

Tanggap tarung :
Tembung dwilingga diwenehi seselan in
[Gebuk ginebug(gebug gebug+in)]

Tanggap ka :
Tembung sing diwenehi ater ater ka
[kathuthuk(ka+thuthuk)]

3.    Tembung Rangkep
Tembung rangkep yaiku sekabehing tembung sing diwaca kaping pindho, bias sakabehing tembung utawa mung sawandane bae.
Tembung rangkep ana telung werna, yaiku:
a.     Tembung Dwilingga, yaiku tembung sing diwaca kaping pindho kabeh linggane.
1)     Dwilingga padha swara
Tuladha:      bapak-bapak; bocah-bocah; Guru-guru
2)     Dwilingga salin swara
Thuladha:    bola-bali; mrana-mrene; wira-wiri
3)     Dwilingga semu
Thuladha:      ondhe-ondhe; Undur-undur; Andheng-andheng
b.     Tembung Dwipurwa, yaiku tembung sing diwaca kaping pindho mung wanda sing bagean ngarep
Thuladha:      laku-> lelaku; Jupuk-> jejupuk; Tuku-> tetuku
c.      Tembung dwiwasana, yaiku tembung-tembung sing diwaca kaping pindho mung wanda sing mburi.
Thuladha:      cekak-> cekakak; Cekik-> cekikik; Cenges-> cengenges           


4.    Tembung Camboran (Kata majemuk)
Tembung loro utawa luwih sing dirangkep dadi siji.
Camboran wutuh :Tembung loro dirangkep tanpa ngurangi wandane.
 Tembung saroja[Sanak kadang].
»
Yogaswara.[Dewa dewi].
»
Baliswara.[Mahabarata].

Camboran tugel :
»Tembung garba.
[Yaiku (iya+iku)].
»
Keretabasa.
[Wedang (ngawe+kadang)].

Camboran tunggal :Tembung loro dirangkep dadi siji tur ora kena dipisahake amarga duwe teges anyar.
[Sakaguru].
Camboran wudhar :Tembung loro dirangkep dadi siji nanging ijen ijene tembung isih duwe teges dhewe dhewe.
[Gedhe cilik].



B. Ukara  (Kalimat)
 
Ukara yaiku tembung sing rinonce miturut pranata basa kang maton.

Jinising ukara:

  • Ukara lamba :Ukara kang anduweni jejer lan wasesa.
    [Bapak sare(jejer+wasesa)].
    [Aku mangan tela(jejer+wasesa+lesan)].

  • Ukara elip :Ukara kang tanpa jejer utawa wasesa.
    [Klambiku anyar(jejer+katrangan)].
    [Nulisa!(wasesa)].

  • Ukara rangkepDiarani uga ukara rowa :
    Ukara lamba sing dirangkep loro.
    [Ibu lagi masak,bapak ngunjuk kopi].
    [Nalika bapak tindak,ibu tunggu omah].

  • Ukara crita (Kalimat tak langsung) :Ukara kang nuduhake kedadean kang dirasa,diweruhi,dirungu utawa pitutur.
    [Gula iku legi] Ukara kandha (kalimat langsung).
    Ukara crita bisa arupa :
a. Ukara pitakon (Kalimat tanya) :
Ukara kang kang kanggo ngudhar barang kang durung dingerteni.
[Jenengmu sapa?].

b.Ukara pakon (Kalimat perintah) :
Ukara kang kanggo murih wong liya nindakake pakaryan sing karepake.
[Adusa disik!]

c.Ukara pangajak (Kalimat himbauan) :
Ukara kanggo murih bebarengan nindakake pakaryan sing dikarepake.
[Becike perkara iki dirembug].

d.Ukara panjaluk (Kalimat permohonan) :
Ukara pakon kang ditembungake kanthi alus.
[Kulo aturi ngrantos sakuntawis].

e. Ukara pangupama :
Ukara kanggo ngudarasa lelakon kang wus kebacut.
[Umpama awakmu mampir,tak wenehi oleh oleh].

 f. Ukara pengarep-arep :
Ukara panjaluk kang kawiwitan tembung sepadhane muga muga.
[Muga muga basa jawa tetep lestari].
g. Ukara janji :
Ukara kang mengku pangebang-ebang.
[Sing sapa sregep ngibadah, bakal nemu begja]







C. Ilmu Ukara / Kalimat (Sintaksis)

Sawenehing winasis mratelaake menawa ilmu kalimat (sintaksis) yaiku organisasi samubarang unsur basa kang saben-sabene arupa wujud sing ngemu teges/bermakna ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 203). Struktur sintaksis dumunung saka bentuk, fungsi, kategori, lan peran (Sudaryanto 1983: 13-14).


1. Wujuding Ukara / Kalimat

Wijud utawa bentuk kalimat yaiku pangejawantah / penampakan satuan basa utawa rupa/wujud saweneheing satuan paramasastro/gramatikal. Wujuding kaimat/bentuk dibedaake dadi 5 (limang) perkara yaitu: (1) bentuk asal, (2) bentuk dasar, (3) bentuk tembung, (4) bentuk bebas, lan (5) bentuk terikat (Harimurti Kridalaksana, 2001: 28-29). Ana ing bahasan ini bentuk sing disinaoni cara morfologis sawenehing tembung sing awujud polimorfemis. Disebut polimorfemis yen dalem sawenehing tembung ngemu luwih saka sak tembung / kata. Polimorfemis asale saka tembung polys ’banyak’ (Verhaar, 1992: 54). Verba polimorfemis dibentuk menganggo pirang-pirang proses morfemis, yaiku: (1) proses afiksasi kang ngasilake verba berafiks/awalan, (2) proses makaping/pengulangan ngasilake verba ulang, (3) proses pemajemukan ngasilake verba majemuk, dan (4) proses kombinasi ngaasilake verba kombinasi.
Mungguh bentuk dasar verba polimorfemis bisa arupa bentuk tunggal, ya bentuk bebas, ya bentuk terikat, lan bentuk kompleks. Sing arupa bentuk bebeas bisa digolongake verba, adjektiva, wilangan/nomina, utawa numeralia (Wedhawati dkk, 2006: 107).

2. Fungsi Ukara
Fungsi yaiku gandeng-cenenge antarane unsur-unsur basa sing bisa diwaspadaake saka cara carane anggone njlentrehake ing sawijining kalimat (Harimurti Kridalaksana, 2001: 62). Munggguh fungsi iku sifate gegandengan/relasional. Mungguhing fungsi salah sawinjining tembung ora bisa dingen-ngen tanpa digandengake karo fungsi liyane.
Kita bisa nyebutake salah sawijining fungsi iku P, tuladha mung ana ing gandengane S utawa O semono uga suwalike. Bagean fungsi dumunung saka Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap lan Katerangan. Ana ing basa Jawa subjek disebut Jejer, predikat disebut Wasesa, objek disebut Lesan pelengkap disebut geganep, dan keterangan disebut penerang (Wedhawati dikk, 2006: 49).

Subjek/jejer yaiku bagean saka klausa awujud nomina utawa frase nomina sing mratelaake apa kang kasebut dening pawicara. Tuladha, Ranti nyilih buku ’Ranti meminjam buku”. Tembung Ranti ing sajroning kalimat, Ranti fungsine subjek/jejer.
  1. Predikat/wasesa yaiku bagean klausa sing mratelaake apa sing disebut pawicara sahroning wasesa, tuladha : Ranti nyilih buku ’Ranti meminjam buku’. Tembung nyilih ’meminjam’ kasebut ngenggoni fungsi predikat/wasesa.
  2. Objek/lesan yaiku nomina utawa kelompok nomina sing nglengkapi verba-verba tertamtu ing sajroning klausa. Tulodho: Ani nyilih buku. Tembung ”buku” ing sajroning kalimat ngenggoni fungsi objek/lesan. Lesan, secara semantis yaiku konstituen/penderek akibat dituding solah bawaning wasesa kang dinyataake deining predikat/wasesa. Mungguhing objek/lesan dumunung ana ing kalimat aktif mawa wasesa verba transitif, ya tunggal transitif lan dwi transitif. Tuladha :
  • Konstituen/penderek pengisi objek/lesan, yaiku objek/lesan salah sawhijining kalimat arupa nomina utawa frase nominal.
  • Pelengkap/geganep yaiku bagean kalimat sing migunani tumraping predikat/wasesa.
  • Keterangan/panerang yaiku tembung utawa kelompok tembung sing dianggo ngelengkapi utawa mbatesi makna subjek/jejer utawa predikat/wasesa iang sahroning klausa.

Wasono cekap semanten atur kawula, kirang langkungipun muwun gunging samodra pangaksami. Sumonggo dipun simak, kawula suwun para pamirsa kersa paring pepenget amrih mbudidaya kasampurnanipun serat Blog punika.

 
Sumber Pustaka :

  1. www.http://sutresnojawi.com
  2. http ://sepuh.blogspot.com
  3. Harimurti Kridalaksana, 2001, Skripsi Ilmu Kalimat (Sintaksis), Yogyakarta.

25 Agu 2011

Tips Identifikasi Blackberry Asli atau Palsu

Sobat, sekedar sharing kepada pengunjung Blog yang ingin membeli Blackberry yang kebetulan ingin emmbeli Blackberry perlu hati-hati. Kemewahan dan kekayaan fasilitas elektronik ini sungguh luar biasa dari mulai BBM, GPS, Wifi, camera dengan pixel besar, dll untuk memudahkan pengguna dalam komunikasi dan dokumentasi. Di negara asal pembuatannya Blakberry (Kanada) barang ini dalam promosinya jadilah orang berharga dengan Blakberry "to be a valuable one".

Dengan maraknya produk China yang bercirikan "murah" dan "fungsional", dengan cashing meniru produk lain, sobat perlu ekstra hati-hati. Bahkan sudah beredar secara gelap di pasaran adanya Blackberry tiruan. Hati-hatilah sebelum membeli "blakberry", salah memilih barang bisa jadi kita mendapatkan barang tiruan yang tidak memiliki karakter aslinya alias palsu.  Berikut Tip untuk mengetahui asli dan tidaknya Blakberry, semoga bermanfaat.

Mengecek PIN dan IMEI Blackberry
PIN dan IMEI setiap handset Blackberry umumnya terletak pada filmware handled, dus/kotak dan stiker yang tertempel pada tempat baterai Blackberry. Nah, untuk mengeceknya PIN dan IMEI, buka menu Home Screen >> pilih Option >> pilih Status. Bisa juga dengan menggunakan shortcut ALT+SHIFT+H (tekan bersamaan) dari layar utama. Selanjutnya akan muncul data-data seperti: Vendor ID, PIN, IMEI dan lain sebagainya.
Yang harus sobat cek adalah nomor PIN dan IMEI. Blackberry tiruan tidak akan menampilkan nomor PIN dan IMEI, karena Blackberry palsu memang tidak punya data seperti itu :D . Jika terdapat data PIN dan IMEI, cocokkanlah dengan dus/kotak untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam package yang akan sobat beli.

Mengecek Internal Data Blackberry

Ini juga layak untuk sobat perhatikan sebelum membeli Blackberry. Pada Home Screen >> pilih Option >> pilih Status. Setelah berada pada tampilan Status, ketikkan BUYR. Maka akan muncul beberapa data tambahan seperti Data Usage (penggunaan data) dan Voice Usage (lama panggilan telpon). Jika Blackberry tersebut masih perawan, maka akan menampilkan jumlah data 0 alias NOL. Jika misalnya data yang tampil pada Data Usage: 102 KB dan Voice Usage: 25 mins, itu artinya Blackberry tersebut sudah pernah digunakan. Asli sih, tapi secon-hand, hehe…
Mintalah handset Blackberry baru yang lain pada si penjual, kecuali sobat memang tidak masalah dengan Blackberry second. :D

Perhatikan logo dan dus/kotak Blackberry

Dus Blacberry biasanya mencantumkan stiker identitas handheld dan hak paten. Biasanya ada logo operator seluler berbagai negara. Meski terdapat logo lain negara, jangan khawatir karena Blackberry masih bisa dipakai bila koneksi tak terkunci alias unlock. Ingat, logo di layar LCD harus sama dengan logo yang ada di body.

Hati-hati sebelum membeli Blackberry dan pastikan bahwa gadget tersebut benar-benar baru. Jika sobat membeli gadget Blackberry yang palsu, maka sobat tidak akan mendapatkan kemewahan support dari RIM (Research in Motion) berupa Blackberry Apps World yang berisi ribuan aplikasi BB gratis, Blackberry OS asli, dan banyak support lainnya, yang memang diperuntukkan untuk Blackberry asli keluaran RIM. So, becareful…
Yep, itu tadi beberapa tips sebelum membeli Blackberry. Juga terdapat cara untuk membedakan Blackberry asli dan palsu agar sobat tidak terjebak dengan tampilan Blackberry palsu yang sangat mirip dengan aslinya namun sangat minim fitur dan support.

Sumber Pustaka :


3 Agu 2011

"Besengek", Kuliner Citarasa Khas Pedesaan


Besengek Tempe Kedelai

Besengek, nama kuliner Jawa Kuna ini kurang enak didengar di telinga dan terkesan sepele. Kita telusuri kepada para sepuh pun tidak ada yang tahu apa makna dan asal-usul nama kuliner tersebut. Di pedesaan pegunungan Merbabu bagian utara (Lor Kali Mangu), masakan besengek dibuat dengan bahan dasar "tempe benguk" yaitu sejenis tempe dengan menggunakan biji  Kara Benguk sebagai media fermentasinya.  Saya menemukan salah satu situs, bahwa besengek tempe benguk juga banyak dibuat oleh masayrakat Kabupaten Kulon Progo yang notabene kondisi alamnya tidak jauh berbeda dengan lahan dan iklim di pegunungan bagian utara Merbabu yaitu tanahnya berlempung, iklim relatif lebih kering dan ketinggian tempat diatas 300 M dpl dengan suhu udara rata-rata di siang hari dingin. Kondisi alam seperti ini lebih cocok untuk tanaman polong-polongan semacam Kara Benguk, Bengkuang dan Kara Pedang.


Pada tahun 1970-an, "besengek tempe"  dibuat oleh masyarakat pegunungan Merbabu manakala salah satu warga kampung meminta para tetangga membantu gotong-royong apakah membangun rumah, mencangkul, mananam tembakau (wur mbako), dan kegiatan lainnya yang mengundang banyak orang. Sebagai teman masakan besengek adalah "Soto Grombyang" berikut sambal bawangnya. Disebut soto grombyang karena kuahnya sangat melimpah, dengan maksud sekedar mendapatkan banyaknya volume masakannya saja supaya cukup untuk disajikan kepada banyak orang. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi, gotong royong dalam bidang pertanian sudah banyak ditinggalkan digantikan dengan mesin traktor yang lebih praktis dan semua kegiatan digantikan  dengan kekuatan uang atau modal, sehingga gotong-royong dalam bidang pertanian sudah terkikis habis. Industrialisasi nasional mempunyai andil dalam memupuk konsumerisme dan meninggalkan jiwa agraristis bagi para pemuda di pedesaan. Alasannya logis, nilai produk agraris tidak sebanding dengan jerih payah tenaga dan biaya yang diperlukan. Tidak ada proteksi dari Pemerintah dalam mengantisipasi pesatnya inflasi uang dibandingkan dengan inflasi produk pertanian.

Gotong-royong untuk membangun rumah masih dilakukan sekali-sekali atau boleh dikatakan sudah jarang, karena pembangunan rumah dengan menggunakan batu kali atau batu bata dan semen berikut memsang kerangka atap, tidak perlu beramai-ramai melibatkan banyak orang, cukup dengan 2 atau 3 orang tukang sudah cukup.
Matinya kegiatan gotong-royong di pedesaan menyebabkan kuliner besengek semakin jarang dibuat oleh masyarakat pedesaan. Namun, bagi para wirausahawan, dengan surutnya popularitas masakan khas pedesaan ini justru menjadi inspirasi untuk menciptakan peluang usaha yang mengagumkan dengan mengusung nama-nama kuliner kuno untuk menarik perhatian para penikmat kuliner.


Ternyata nama masakan yang terdengar "nyleneh", ndesani bin katrok yang disebut “Besengek” adalah produk kuliner yang populer khususnya di pedesaan pegunungan di daerah Jawa Tengah bahkan di Bali pun nama besengek lebih dikenal dengan nama “Besengek Majapahit”. Mungkin nama tersebut untuk mengenang asal-usul nama kuliner yang konon merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat Bali yang berasal dari kerajaan Majapahit. Akhir-akhir ini ada kecenderungan para penikmat kuliner mencari masakan khas nan antique yang disuguhkan dengan nuansa pedesaan menggunakan menu tradisional misalnya : Dapur Ndeso, Warung Soto Genderuwo, dll.  Bahan dasarnya pun dimodifikasi tidak sekedar tempe, tetapi merambah kepada bahan dasar telor, daging ayam dan daging sapi.

Karakteristik kuliner yang satu ini, apapun bahan dasarnya, penampakan fisik dan citarasanya memiliki kekhususan a.l :
  • 
    Fisik masakan agak berair “nyemek-nyemek” karena menggunakan santan dan atau air, tidak terlalu basah terendam kuah dan tidak terlalu kering;
  • Citarasa gurih agak asam sebagai akibat penggunaan kemiri cukup banyak dan asam jawa serta daun salam.
  • Sebagai pelengkap rasa wangi ditambahkan daun serai dan daun jeruk purut.
Berikut Beberapa Contoh Besengek :



1. Besengek Tahu Tempe

Besengek Tahu
 Tahu kulit ¼ kg, potong dadu 3x3 cm
Tempe ¼ kg, potong dadu
Daun melinjo ½ ons
Santan ¾ liter, dari ½ butir kelapa
Air ½ liter
Minyak goreng secukupnya untuk menumis
 
Bumbu:
Bawang merah 6 butir, iris tipis
Bawang putih 5 siung, iris tipis
Daun salam 2 lembar
Lengkuas 2 ruas
Gula merah secukupnya
Garam secukupnya

 
Bumbu yang dihaluskan:Ketumbar 1 sdt, sangrai
Kemiri 5 butir, sangrai

Cabai hijau 50 gr


 
Cara membuat:
1. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum.

2. Masukkan bumbu halus, daun salam, dan lengkuas. Tumis sampai cabai layu.

3. Masukkan tahu, tempe, dan daun melinjo. Aduk sampai rata. Masukkan air, gula merah, dan garam. Masak sampai air mendidih.

4. Masukkan santan, masak sampai santan mendidih dan bumbu meresap.
(Disarikan dalam buku “Masakan Jawa Praktis & Lezat” karya B Munawaroh & M Jasmin)(tty)


2. Besengek Daging

Kontributor: Odilia Winneke

Bahan:
750 g daging has luar sapi, iris melintang 1/2 cm
1 batang serai, ambil bagian yang putih, iris halus
1 sdt asam Jawa, larutkan dengan 1 sdm air hangat, saring
2 lembar daun jeruk purut
250 ml santan kental
3 sdm minyak sayur
500 ml santan encer

Haluskan:
1 cm kunyit, cincang
1 cm lengkuas, cincang
1/2 sdt jintan
2 sdt garam
2 sdt ketumbar
3 buah cabai merah
4 siung bawang putih
5 butir kemiri
8 butir bawang merah

Cara membuat:
# Pukul-pukul daging hingga agak melebar.
# Tumis bumbu halus dan serai hingga matang dan harum.
# Masukkan daging, aduk hingga kaku dan berubah warna.
# Tuangi santan encer, masak dengan api kecil hingga daging hampir lunak.
# Tambahkan santan kental, masak dengan api kecil hingga kuah kental.
# Angkat.

Untuk 8 orang
@ 2004 detikcom


3. Besengek Telor
Besengek Telor

Bahan :
5 butir telur ayam, direbus
300 ml santan dari
1/2 butir kelapa
2 lembar daun salam
2 cm lengkuas, dimemarkan
2 batang serai, dimemarkan
- - minyak untuk menumis

Bumbu Halus :
6 butir bawang merah
3 siung bawang putih
3 buah cabai merah
3 butir kemiri sangrai
1 sdt ketumbar
1/4 sdt jintan
2 cm kunyit
1 sdt garam

Cara Membuat :
1. Tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai hingga harum dan matang.
2. Masukkan telur rebus sambil diaduk lalu tuang santan.
3. Masak sambil diaduk hingga kuah kental

Besengek Tempe Benguk





4. Besengek Ayam


Keperluan:
1 daging pitik wutuhan (1 hele kip)
4 wungkul brambang cilik (½ iji brambang bombay gede)
4 siung bawang putih
3 iji lombok abang gede
10 lombok rawit
1 sendok teh tumbar
1 sendok teh jinten (komijn)
5 wungkul kemiri
4 cm kunir
1 liter santen
2 lenjer sere, jupuk ngisore, digepuk
2 sendok makan banyu asem
4 lembar godong jeruk purut
20 gr gulo abang

1 sendok teh uyah
2 sendok makan lengo goreng (sla olie)

Corone Nggawe:
Daging pitik, diketok dadi 8, kumbah resik.
Panggang ning oven (grillen) nganti ke-soklat2-an
(halfgaar, kleur lichtbruinachtig), lagi ditok-ke soko oven .
Kemiri, kunir, brambang, bawang lombok abang, tumbar,
jinten, trasi, uleg alus (di blender)
Panaske wajan sing wis di-kek-i lengo goreng, tumis
bumbu2 nganti arum, godong jeruk purut, sere, lombok
rawit utuhan, udek roto, lebokke daging pitik-e.
Lagi santen , uyah, banyu asem cemplungno, wolak-walik
nganti roto, kurang uyah iso ditambah dewe (zout naar
smaak). Masak nganti santen sat (kentel).
Angkat lan sajekno.
N.B. Deze besengek heeft een



 
Sumber Pustaka dan Ilustrasi Foto :
     1. Yummy Blog (2007), Besengek Telor, http://myfood-recipe.blogspot.com/2007/07/




    
    








     2. A Sartono K (2008), Besengek Tempe Benguk, http://www.tembi.org/suguhan/



    3. Munawaroh & M Jasmin (2010), Besengek Tahu Tempe, Masakan Jawa Praktis



    4. Odiliia Winneke (2011), Besengek Daging, Majalah Nova



    5. N.B. Deze (2011) besengek heeft een