|
Mbah Murman & Mas Yusup Ungaran |
Kumpul Brayat Trah Posong di rumah mbak Antin Jln. Imam Bonjol bulan Desember 2014 di rumah mbak Antin (Sundari) Semarang adalah kumppul brayat yang ke-4 (kurang faham). Luar biasa, kumpulan dihadiri sesepuh yang sudah sepuh-sepuh, generasi ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5 dari Induk Trah Posong subhanallah.
Mbah Buyut Murman (putri) adalah satu-satunya generasi ke-2 dari Induk Trah yang masih sugeng. Saya menyebut mBah Buyut dengan beliau (foto disamping), alhamdulillah pinaringan yuswo 95 tahun dan kondisinya masih segar bugar dan paningalipun jernih. Beliau melahirkan 8 (delapan) putra dan putri dan hadir pada kumpul-kumpul ini, sbb :
- Bu Titik (SMg)
- Bu Carolina (Bekasi)
- Romo Iwan (Smg)
- Bu Murtiningsih (Kebumen)
- Romo Riyo Mursanto (Smg)
- Bu Muryanti (Antin) (Smg)
- Pak Indro (Yogya)
|
Mbah Muk dan Saya |
- Bu Wulandari (Bu nDari, Jkt)
Kumpul brayat Posong kali bisa dikatakan kumpul Canggah Kartodiryo Generasi-I dari Induk Trah. Mengulang kembali tulisan terdahulu, Canggah Kartodiryo adalah anak ke-4 dari Induk Trah yang mempunyai 11 anak sbb :
- Mbah Buyut Rumini (Lampung)
- Mbah Buyut Mangun ndalan (Butuh)
- Mbah Buyut Mul (Mungkidan)
- Mbah Buyut Madi (Gunung Sewu -Tanggamus - Lampung)
- Mbah Buyut Parto (Posong)
- Mbah Buyut Sardi (Purworejo)
- Mbah Buyut Murman (Mgl)
- Mbah Buyut Muryam (Kebokuning)
- Mbah Buyut Samini (Tampir Kulon)
- Mbah Buyut Parinem/Mbah Guru (Posong)
- Mbah Buyut Suminem (Posong)
Kumpul brayat di Semarang yang hampir lengkap kedua adalah Brayat Mbah Parinem, kecuali keluarga Mbah Widiyanto (alm) di Malang. Keluarga Mbah Parinem mempunyai 5 keturunan sbb :
- Mbah Widiyanto (alm) Malang
- Keluarga Mbah Hariyanto (Smg)
- Keluarga Mbah Hartatik (Posong)
- Keluarga Mbah Hari (Smg)
- Keluarga Mbah Harjanto Slamet /Muk (Smg)
|
Mbah Carilne & Kerabat Mbah Guru Parinem |
Kembali ke pembicaraan ke Sorosilah Induk, bahwa Induk Trah Posong adalah 3 bersaudara dengan Induk Trah Kuncen dan Gading. Induk Trah Posong mempunyai 9 keturunan meliputi :
- Canggah Kartowiryo, 6 keturunan (Margowangsan, Gondang lor, Talaman)
- Canggah Joyo, 4 keturunan (Bendan, Butuh, Kebokuning)
- Canggah Kartodiryo, 11 keturunan (tsb diatas)
- Canggah Kartorejo, 5 keturunan (Posong, Bantul, Magelang, Purworejo)
- Canggah Popongan, 1 keturunan (Popongan)
- Canggah Mawungan, (belum terkonfirmasi sambungan dgn Mbah Sastro Rame Gunung Lemah)
- Canggah Niti Plalangan, (belum terkonfirmasi keberadaannya)
- Canggah Pawiro (Gading), 6 keturunan (Jetis Kaliwungu, Gading, Bengan Lor, Yogya)
- Canggah Kartodimejo/Mbah Lurah, 3 keturunan (Ngaglik nduwur, Ngaglik ngisor, Talun)
Kumpul brayat tangggal 27 Desember 2014 di Semarang dihadiri 3 Canggah :
- Canggah Kartowiryo diwakili saya sendiri dari Brayat Canggah Kartowiryo - Buyut Setro Saiman, Mbah Ngadinem - Margowangsan.
- Canggah Mawungan (Pm Pak Sastro Rame - Gunung Lemah)
- Canggah Kartodiryo diwakili oleh 6 Buyut sbb :
- Buyut Murman seperti tersebut diatas,
- Buyut Mul diwakili oleh Sapto (Mungkidan),
- Buyut Parto : Keluarga Mbah Tris (Yogya), Nana, Joko (Jkt),
- Buyut Parinem : Keluarga Mbah Yan, Mbah Hari dan Mbah Muk (Smg),
- Buyut Samini : Keluarga Mbah Rubiyoto(Tampir Kulon) dan
- Buyut Suminem : Keluarga Mbah Projo (Posong).
Semoga upaya "ngumpulke balung pisah" Trah Posong dapat terwujud, amin.
Alon-alon sambil membina tali silaturohim, sambil mencari bentuk komunitas.
|
Keluarga Mbah Buyut Mul (Sapto), Buyut Setro Saiman (saya), dll |
|
Keluarga Mbah Tris dan Mabh Suti Posong
|
|
Mbah Sutrisno & Mbah Hari |
|
Foto Lintas Generasi, Buyut, anak, cucu,cicit |
|
Keluarga MbahBuyut Parinem |
|
Keluarga MbahBuyut Samini/Mbah Rubiyoto |
|
Keluarga Mbah Sulisah/Pak Tikno Mertoyudan |
|
Bulik Nana (Jkt), Nunu (GnLemah), dll |
Catatan :
- Tulisan ini pasti banyak yang belum masuk, jauh dari lengkap. Sumonggo dipun koreksi untuk mnyambung dan mempererat tali silaturahim.
- Kisah-kisah leluhur kalau ada yang punya, silahkan tentunya yang baik-baik saja. Seperti diketahui bersama bahwa Brayat Kartowiryo Margowangsan pernah mengalami masa heroik pada zamannya walaupun termasuk agak kurang etis ditampilkan (pernah saya singgung pada Tulisan sebelumnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar