Gunung banyak digunakan sebagai ungkapan, misalnya : "tak kan lari gunung dikejar" mengibaratkan keberadaannya selalu tetap karena memang tidak bergerak. Dalam bahasa Jawa dikenal juga ungkapan : "dedeg piadegipun cinondro koyo sri gunung" yang mengibaratkan perform seseorang yang terlihat indah bilamana dilihat dari jarak jauh (tidak dekat).
Dibalik keindahan dan sekaligus sumber malapetaka yang luar biasa, orang barat telah terlebih dahulu mempelajari ke-gunung-an yang disebut "vulcanologi" yang mencatat kejadian demi kejadian, sifat getaran, pola erupsi yang terjadi, batuan yang dikeluarkan danlain sebagainya. Bagi masyarakat sekitarnya gunung lebih dikenal sebagai saudara yang perlu dimaknai dengan kedekatan dengan dunia gaib yang dapat menolong kehidupan di kala si gunung dalam posisi istirahat tidak mengeluarkan isi perutnya dan tanda peringatan secara ghaib jika si gunung akan memuntahkan lahar panas dengan kekuatan yang luar biasa.