29 Jan 2015

Syair Kidung Rumekso Ing Wengi Karya Sastra Mistis Kanjeng Sunan Kalijaga

Sketsa Kanjeng Sunan Kalijaga
Kidung dalam budaya Jawa berarti salah satu bentuk karya sastra dalam bahasa Jawa Tengahan yang digubah dalam bentuk puisi menggunakan metrum Jawa Tengahan atau tembang tengahan (sekar madya).
 

Kidung yang terkenal adalah karya sastra Kanjeng Sunan Kalijaga dalam perjalanan syiar agama Islam yang kala itu masyarakat Jawa sebagian besar masih menganut kepercayaan Hindu Budha pada tahun 1500-an. Isinya logis berupaya mencari keselamatan diri, namun oleh karena diamalkan dengan cara khusus agamis dan lekat dengan budaya Jawa, maka dampaknya luar biasa  acceptable (bisa diterima) dan applicable (mudah diamalkan), "kidung rumekso ing wengi".

"Kidung Rumeksa ing Wengi" sangat dan sangat mistis.  Bahkan di kalangan pesantren yang masih menjunjung budaya Jawa, kidung tersebut diperkenalkan, diamalkan untuk dihafal dengan dibarengi "laku tirakat" dengan kondisi perut kosong di malam hari dan berpuasa agar menambah khusu' dalam membaca "rafal" juga akan lebih terhayati dalam mengucapkan baris demi baris. Bagi sebagian masyarakat Jawa, mengamalkan Kidung tersebut  sebagai laku islam kejawen. Maksudnya dalam membaca syair dalam bahasa Jawa, kebathinannya menghadap kepada Allah SWT.   

Doa pengamalan Kidung tsb diatas adalah agar Tuhan berkenan memberikan keselamatan kepada kita semua dan senantiasa terhindar dari malapetaka dengan mengamalkan hidup beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Allah SWT.

Dengan tersebarnya orang-orang Jawa di seluruh pelosok Nusantara, mereka membawa serta adat budaya leluhur. Kidung tersebut diatas masih juga terbawa di lokasi tempat tinggalnya di luar jawa, sehingga boleh dikatakan Kidung Rumekso Ing Wengi dikenal oleh masyarakat Jawa di seluruh pelosok Nusantara. Kadangkala, masyarakat mensosialisasikan lewat media sosial pertunjukan seni mis : Laras Madyo, Wayang Kulit, Jathilan, dsb.  

Bagi Tokoh agama atau tokoh adat yang secara kebathinan sudah pada tingkat "muttaqin", dekat dengan Sang Kholiq, maka pengamalan kidung dipercaya akan dikabulkan. Oleh karenanya pengamalan kidung kadang dilakukan oleh beberapa orang bersama-sama  menyanyikannya dengan sangat merdu, syahdu dan sangat khusu' agar kidung insya allah akan terkabu.

Adapun fungsi pembacaan rafal kidung a.l :
1. Untuk menyembuhkan segala macam penyakit;
2. menghindari "pageblug" (penyakit endemik);
3. mempercepat jodoh bagi perawan/perjaka;
4. penolak bala dari seseorang yang akan bertindak jahat;
5. memenangkan peperangan;
6. mengabulkan usaha untuk mencapai cita-cita luhur.


Inilah syair Kidung Rumekso ing Wengi Kanjeng Sunan Kalijaga : 


Ana kidung rumeksa ing wengi
Teguh hayu luputa ing Lara
Luputa bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluhan tan ana wani
Miwah panggawe ala
Gunaning wong luput
Geni atemahan tirta
Maling adoh tan ana ngarah ing mami
Guna duduk pan sirna
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami miruda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Sakathahing Rasul
Pan dadi sarira Tunggal
Ati Adam Utekku Baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Napasku Nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup Pamiyarsaningwang
Yusup ing rupaku mangke
Nabi Dawud Suwaraku
Jeng Suleman kasekten mami
Nabi Ibrahim nyawaku
Edris ing Rambutku
Baginda Ngali kulitingwang
Getih daging Abubakar singgih
Balung Baginda Ngusman
Sungsumingsun Patimah linuwih
Siti Aminah Bayuning Angga
Ayup ing Ususku mangke
Nabi Nuh ing Jejantung
Nabi Yunus ing Otot mami
Netraku ya Muhammad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam sarak
Sammpun pepak sakatahe para
Nabi dadya sarira Tunggal.
Wiji sawiji mulane dadi
Apan apencar dadiya sining jagad
Kasamadan dening Dzate
Kang maca kang angrungu
Kang anurat kang anyimpeni
Dadi ayuning badan
Kinarya sesembur
Yen winacakna toya
Kinarya dus rara gelis laki
Wong edan dadi waras
Lamun ana wong kadhendha kaki
Wong kabanda wong kabotan utang
Yogya wacanen den age
Nalika tengah dalu
Ping sawelas macanen singgih
Luwar saking kabanda
Kang kadhendha wurung
Aglis nuli sinauran mring hyang
Suksma kang utang puniku singgih
Kang agring nuli waras
Lamun arsa tulus nandur pari puwasaa sawengi sadina,
Iderana gelengane
Wacanen kidung iku
Sakeh ngama sami abali
Yen sira lunga perang
Wateken ing sekul
Antuka tigang pulukan
Musuhira rep sirep tan ana wani
Rahayu ing payudan
Sing sapa reke bisa nglakoni
Amutiya lawan anawaa
Patang puluh dina wae
Lan tangi wektu subuh
Lan den sabar sukuring ati
Insya Allah tinekan
Sakarsanireku
Tumrap sanak rakyatira
Saking sawabing ngelmu pangiket mami
Duk aneng Kalijaga.
(Serat Kidungn Warna-warni, Surakarta, Boedi Oetomo, 1919)

Terjemahannya:
Ada nyanyian kidung yang menjaga di malam hari
Kukuh selamat terbebas dari penyakit
Terbebas dari semua malapetaka
Jin setan jahat pun tidak berkenan
Guna-guna pun tidak ada yang berani
Juga perbuatan jahat
Ilmu orang yang bersalah
Api dan juga air
Pencuri pun jauh tak ada yang menuju padaku
Guna-guna sakti pun lenyap
Semua penyakit pun bersama-sama kembali
Berbagai hama sama-sama habis
Dipandang dengan kasih sayang
Semua senjata lenyap
Seperti kapuk jatuhnya besi
Semua racun menjadi hambar
Binatang buas jinak
Kayu ajaib dan tanah angker
Lubang landak rumah manusia tanah miring
Dan tempat merak berkipu
Tempat tinggal semua badak
Walaupun arca dan lautan kering
Pada akhirnya, semua selamat
Semuanya sejahtera
Dikelilingi bidadari
Dijaga oleh malaikat
Semua rasul
Menyatu menjadi berbadan tunggal
Hati Adam, otakku Baginda Sis
Bibirku Musa.
Napasku Nabi Isa As
Nabi Yakub mataku
Yusuf wajahku
Nabi Dawud suaraku
Nabi Sulaiman kesaktianku
Nabi Ibrahim nyawaku
Idris di rambutku
Baginda Ali kulitku
Darah daging Abu Bakar Umar
Tulang Baginda Utsman
Sumsumku Fatimah yang mulia
Siti Aminah kekuatan badanku
Ayub kini dalam ususku
Nabi Nuh di jantung
Nabi Yunus di ototku
Mataku Nabi Muhammad
Wajahku rasul
Dipayungi oleh syariat Adam
Sudah meliputi seluruh para nabi
Menjadi satu dalam tubuhku
Kejadian berasal dari biji yang satu
Kemudian berpencar ke seluruh dunia
Terimbas oleh zat-Nya
Yang membaca dan mendengarkan
Yang menyalin dan menyimpannya
Menjadi keselamatan badan
Sebagai sarana pengusir
Jika dibacakan alam air
Dipakai mandi perawan tua cepat bersuami
Orang gila cepat sembuh
Jika ada orang didenda cucuku
Atau orang yang terbelenggu keberatan hutang
Maka bacalah dengan segera
Di malam hari
Bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali
Maka tidak akan jadi didenda
Segera terbayarkan oleh Tuhan
Karena Tuhanlah yang menjadikannya berhutang
Yang sakit segera sembuh
Jika ingin bagus menanam padi
Berpuasalah sehari semalam
Kelilingilah pematangnya
Bacalah nyanyian itu
Semua hama kembali
Jika engkau pergi berperang
Bacakan ke dalam nasi
Makanlah tiga suapan
Musuhmu tersihir tidak ada yang berani
Selamat di medan perang
Siapa saja yang dapat melaksanakan
Puasa mutih dan minum air putih
Selama empat puluh hari
Dan bangun waktu subuh
Bersabar dan bersyukur di hati
Insya Allah tercapai
Semua cita-citamu
Dan semua sanak keluargamu
Dari daya kekuatan seperti yang mengikatku
Ketika di Kalijaga.


Sumber Pustaka :
  1. Budiono Hadisutrisno, 2009, Islam Kejawen, Eula Book, Yogyakarta
  2. Anonim, 2009, Wikipedia
  3. Ahmad Ubaydillah, 2013, Mengutip dari Islam Kejawen Kidung Wengi Sunan Kalijaga 2009.
  4. Sumber gambar b.p.blogspot.com/-GdG2pYLT7Q/UYMmLqhGieI/AAAAAAAAEvE/DavLOI4z_64/s1600/Kanjeng+Sunan+Kalijaga.jpg

15 Jan 2015

Kumpul Brayat Lintas Generasi Trah Posong di Semarang, 27 Desember 2015


Mbah Murman & Mas Yusup Ungaran
Kumpul Brayat Trah Posong di rumah mbak Antin Jln. Imam Bonjol bulan Desember 2014 di rumah mbak Antin (Sundari) Semarang adalah kumppul brayat yang ke-4 (kurang faham). Luar biasa, kumpulan dihadiri sesepuh yang sudah sepuh-sepuh, generasi ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5 dari Induk Trah Posong subhanallah.

Mbah Buyut Murman (putri) adalah  satu-satunya  generasi ke-2 dari Induk Trah yang masih sugeng. Saya menyebut mBah Buyut dengan beliau (foto disamping), alhamdulillah pinaringan yuswo 95 tahun dan kondisinya masih segar bugar dan paningalipun jernih. Beliau melahirkan 8 (delapan) putra dan putri  dan hadir pada kumpul-kumpul ini, sbb :
  1. Bu Titik (SMg)
  2. Bu Carolina (Bekasi)
  3. Romo Iwan (Smg)
  4. Bu Murtiningsih (Kebumen)
  5. Romo Riyo Mursanto (Smg)
  6. Bu Muryanti (Antin) (Smg)
  7. Pak Indro (Yogya)
  8. Mbah Muk dan Saya
  9. Bu Wulandari (Bu nDari,  Jkt) 
Kumpul brayat Posong kali bisa dikatakan kumpul Canggah Kartodiryo Generasi-I dari Induk Trah. Mengulang kembali tulisan terdahulu, Canggah Kartodiryo adalah anak ke-4 dari Induk Trah yang mempunyai 11 anak sbb :
  1. Mbah Buyut Rumini (Lampung)
  2. Mbah Buyut Mangun ndalan (Butuh)
  3. Mbah Buyut Mul (Mungkidan)
  4. Mbah Buyut Madi (Gunung Sewu -Tanggamus - Lampung)
  5. Mbah Buyut Parto (Posong)
  6. Mbah Buyut Sardi (Purworejo)
  7. Mbah Buyut Murman (Mgl)
  8. Mbah Buyut Muryam (Kebokuning)
  9. Mbah Buyut Samini (Tampir Kulon)
  10. Mbah Buyut Parinem/Mbah Guru (Posong)
  11. Mbah Buyut Suminem (Posong)
 Kumpul brayat di Semarang yang hampir lengkap kedua adalah Brayat Mbah Parinem, kecuali keluarga Mbah Widiyanto (alm) di Malang. Keluarga Mbah Parinem mempunyai 5 keturunan sbb : 
  1. Mbah Widiyanto (alm) Malang
  2. Keluarga Mbah Hariyanto (Smg)
  3. Keluarga Mbah Hartatik (Posong)
  4. Keluarga Mbah Hari (Smg)
  5. Keluarga Mbah Harjanto Slamet /Muk (Smg) 
 
Mbah Carilne & Kerabat Mbah Guru Parinem











Kembali ke pembicaraan ke Sorosilah Induk, bahwa Induk Trah Posong adalah 3 bersaudara dengan Induk Trah Kuncen dan Gading. Induk Trah Posong mempunyai 9 keturunan meliputi :
  1. Canggah Kartowiryo, 6 keturunan (Margowangsan, Gondang lor, Talaman)
  2. Canggah Joyo,  4 keturunan (Bendan, Butuh, Kebokuning)
  3. Canggah Kartodiryo, 11 keturunan (tsb diatas)
  4. Canggah Kartorejo, 5 keturunan (Posong, Bantul, Magelang, Purworejo)
  5. Canggah Popongan, 1 keturunan (Popongan)
  6. Canggah Mawungan, (belum terkonfirmasi sambungan dgn Mbah Sastro Rame Gunung Lemah)
  7. Canggah Niti Plalangan, (belum terkonfirmasi keberadaannya)
  8. Canggah Pawiro (Gading), 6 keturunan (Jetis Kaliwungu, Gading, Bengan Lor, Yogya) 
  9. Canggah Kartodimejo/Mbah Lurah, 3 keturunan (Ngaglik nduwur, Ngaglik ngisor, Talun)

Kumpul brayat tangggal 27 Desember 2014 di Semarang dihadiri 3 Canggah :
  1. Canggah Kartowiryo diwakili saya sendiri dari Brayat Canggah Kartowiryo - Buyut Setro Saiman, Mbah Ngadinem - Margowangsan.
  2. Canggah Mawungan (Pm Pak Sastro Rame - Gunung Lemah)
  3. Canggah Kartodiryo diwakili oleh 6 Buyut sbb :
  • Buyut Murman seperti tersebut diatas, 
  • Buyut Mul diwakili oleh Sapto (Mungkidan),
  • Buyut Parto : Keluarga Mbah Tris (Yogya), Nana, Joko (Jkt), 
  • Buyut Parinem : Keluarga Mbah Yan, Mbah Hari dan Mbah Muk (Smg), 
  • Buyut Samini :  Keluarga Mbah Rubiyoto(Tampir Kulon) dan 
  • Buyut Suminem : Keluarga Mbah Projo (Posong).

Semoga upaya "ngumpulke balung pisah" Trah Posong dapat terwujud, amin.


 Alon-alon sambil membina tali silaturohim, sambil mencari bentuk komunitas.

Keluarga Mbah Buyut Mul (Sapto), Buyut Setro Saiman (saya), dll

Keluarga Mbah Tris dan Mabh Suti Posong




Mbah Sutrisno & Mbah Hari



Foto Lintas Generasi, Buyut, anak, cucu,cicit


Keluarga MbahBuyut Parinem









Keluarga MbahBuyut Samini/Mbah Rubiyoto


Keluarga Mbah Sulisah/Pak Tikno Mertoyudan







 


Bulik Nana (Jkt), Nunu (GnLemah), dll

Catatan : 
  • Tulisan ini pasti banyak yang belum masuk, jauh dari lengkap. Sumonggo dipun koreksi untuk mnyambung dan mempererat tali silaturahim.
  • Kisah-kisah leluhur kalau ada yang punya, silahkan tentunya yang baik-baik saja. Seperti diketahui bersama bahwa Brayat Kartowiryo Margowangsan pernah mengalami masa heroik pada zamannya walaupun termasuk agak kurang etis ditampilkan (pernah saya singgung pada Tulisan sebelumnya).








 

3 Des 2014

Sepur = Kereta Api Indonesia

Kereta Diesel Jarak Jauh dari Jakarta - Surabaya - Banyuwangi
Sepur artinya asep (asap) keluar dari nduwur (atas) adalah nomenklatur orang Jawa memberi nama "kereta api", karena pada waktu dulu  kereta ini menggunakan mesin uap dihidupkan dengan membakar  bahan bakar kayu atau batubara untuk memproduksi uap air sebagai sumber tenaga kereta. Sebenarnya istilah "sepur" adalah Badan Pengelola Kereta Api (KA) Belanda tahun 1878 pada awal-awal pengoperasian yaitu "Staatsspoorwegen" dan lidah Jawa mengucapkan "sepur".    


Kereta api ditemukan oleh William Murdoch pada tahun 1784 seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, lahir pada 21 Agustus 1754 di Lugar, Skotlandia.
Kereta api merupakan salah satu alat transportasi massal yang banyak disukai masyarakat, karena selain harganya terjangkau, kereta api juga bebas macet karena mempunyai rel atau jalur khusus. 
Setelah dirasakan bahwa mesin uap terlalu ribet, maka dikembangkan kereta api diesel kemudian kereta listrik dan hingga sekarang kereta api berkembang terus menerus dan dilengkapi dengan teknologi yang canggih serta dengan berbagai model dan kereta kecepatan tinggi. 

Tahun 1864, kereta api (KA) pertama di Indonesia lahir. Pembangunan diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan rute Kemijen-Tanggung. Pencangkulan tanah pertama dilakukan di Desa Kemijen dan diresmikan oleh Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele. Namun jalur ini dibuka tiga tahun berikutnya, 10 Agustus 1867. Hingga tahun 1873 tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta sudah berhasil dihubungkan.
Masa politik kolonial liberal rupanya mengakibatkan Pemerintah Belanda enggan mendirikan perusahaannya dan justru memberikan kesempatan luas bagi perusahaan-perusahaan (KA) swasta. Namun sayangnya, perusahaan swasta itu tidak memberikan keuntungan berarti (apalagi NIS masih membutuhkan bantuan keuangan dari Pemerintah Kolonial), maka Departemen Urusan Koloni mendirikan operator KA lain, Staatsspoorwegen, yang membentang dari Buitenzorg hingga Surabaya. Pertama dibangun di kedua ujungnya, jalur pertama di Surabaya dibuka pada tanggal 16 Mei 1878 dan terhubung pada tahun 1894.
Selain itu, muncul juga lima belas operator KA swasta di Jawa yang menamakan dirinya sebagai "perusahaan trem uap", namun meskipun namanya demikian, perusahaan itu sudah dapat dianggap sebagai operator KA regional.
Sebagai perusahaan kolonial, sebagian besar jalur KA di Indonesia mempunyai dua tujuan: ekonomis dan strategis. Nyatanya, syarat bantuan keuangan NIS antara lain membangun rel KA ke Ambarawa, yang memiliki benteng bernama Willem I (yang diambil dari nama Raja Belanda). Jalur KA negara pertama dibangun melalui pegunungan selatan Jawa, selain daerah datar di wilayah utara Jawa, untuk alasan strategis sama. Jalur KA negara di Jawa menghubungkan Anyer (lintas barat) menuju Banyuwangi (lintas timur)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2008 PT Kereta Api Indonesia melakukan pemisahan Divisi Jabodetabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun 2008 jumlah penumpang melebihi 197 juta.
Pemberlakuan UU Perkeretaapian No. 23/2007 secara hukum mengakhiri monopoli PT Kereta Api Indonesia dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.
Pada tanggal 28 September 2011, bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, KAI meluncurkan logo baru. Pada 29 Oktober 2014 PT KAI ini dipimpin oleh Edi Sukmoro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur pengelolaan aset nonproduksi Railways di PT KAI (Persero), menggantikan Direktur sebelumnya Ignasius Jonan.

Dibawah Ignasius Jonan BUMN transportasi ini banyak mengalami kemajuan dari sisi sarana rel keretanya, sistem manajemen keuangan, sarana pelayanannya dan jumlah keretanya. Seakan-akan kereta api di Indonesia bangun dari tidur panjang yang hanya meneruskan pola manajemen jaman Belanda saja menuju perkeretaapian modern.

Dengan berkembangnya industri di tanah air khususnya di kota-kota besar di Tanah Jawa, hal ini mendorong mobilitas masyarakat semakin tinggi dan memerlukan sarana transportasi yang memadai. Kondisi demikian, masayarakat terdorong untuk memiliki alat transportasi mandiri seperti mobil dan sepeda motor.

Dengan kondisi sarana jalan yang ada dan pertumbuhan kendaraan yang spektakuler akhir-akhir ini mengakibatkan tuntutan mobilitas masyarakat yang semakin komplek dan perlu pengaturan khususnya di kota-kota besar. Moda transportasi massal yang murah, cepat dan aman  akhirnya menjadi pilihan masayarakat perkotaan dan atau masyarakat dari luar kota yang akan menuju wilayah perkotaan seperti para pelancong yang ingin menikmati liburan.
Alternatif pilihan moda transportasi yang paling disukai adalah Kereta Listrik untuk wilayah  Jabodetabek dan Kereta Diesel bagi masyarakat yang akan bepergian antar kota jarak jauh.

Seiring dengan perkembangan teknologi Informasi Teknologi dan tuntutan transparansi pengelolaan finansialnya, PT KAI telah mengembangkan model tiket elektronik berikut teknik pemesanan tiket yang "link" dengan perbankan dan Minimart yang tersebar di seluruh kota di Jawa. Pemesanan tiket pun dipermudah cukup dengan HP melalui sambungan Hot Line Kereta Api Indonesia (KAI) Nomor 121. 
 
Bagi para pelancong yang suka menggunakan kereta, berikut daftar dibawah adalah nomor telepun Stasiun Kereta Api di Tanah Jawa disusun berdasarkan urutan abjad sbb :

Ambarawa = 0298-3591035
Babat = 0322-451022
Bandung = 022-4203367
Bangil = 0343-741124
Banjar = 0265-741062
Banyuwangi Baru = 0333-510396
Batang = 0285-391072
Bekasi = 021-8841901
Blitar = 0342-801940
Bogor = 0251-322101
Bojonegoro = 0353-881167
Brebes = 0283-671771
Bumiayu = 0289-432514
Cepu = 0296-421016
Cibatu = 0262-466003
Cikampek = 0264-316004
Cilacap = 0282-621842
Cirebon Kejaksan = 0231-210444
Cirebon Parujakan = 0231-202577
Gambir = 021-3862361
Gombong = 0287-471001
Jakarta Kota = 021-6928515
Jatibarang = 0234-351012
Jatinegara = 021-8192318
Jember = 0331-487202
Jombang = 0321-861166
Kalibaru = 0333-897322
Kalisat = 0331-591002
Kalisetail = 0333-845102
Karanganyar = 0287-551066
Karangasem = 0333-424306
Karangtalu = 0282-540451
Karawang = 0267-402104
Kebumen = 0287-381215
Kediri = 0354-682928
Kertosono = 0358-551424
Kroya = 0282-494005
Kutoarjo = 0275-641023
Lamongan = 0322-321037
Lempuyangan = 0274-512454
Madiun = 0351-462014
Malang = 0341-362203
Manggarai = 021-8292444
Maos = 0282-695001
Merak = 0254-571001
Mojokerto = 0321-322229
Pasar Senen = 021-4210164
Pasuruan = 0343-424032
Pekalongan = 0285-421161
Pemalang = 0284-322202
Probolinggo = 0335-421565
Purbalingga = 0281-892243
Purwokerto = 0282-637037
Purworejo = 0275-321006
Rambipuji = 0331-711231
Rogojampi = 0333-631416
Semarang Poncol = 024-3544496
Semarang Tawang = 024-3552093
Sidareja = 0280-523550
Sidoarjo = 031-8921005
Slawi = 0283-491805
Solo Balapan = 0271-644122
Solo Jebres = 0271-646408
Surabaya Gubeng = 031-5034468
Surabaya Kota = 031-3521465
Surabaya Pasar Turi = 031-5345014
Tanah Abang = 021-3149872
Tanggul = 0336-441013
Tasikmalaya = 0265-330663
Tegal = 0283-353018
Wonokromo = 031-8410649
Wonosobo = 0286-21021
Yogyakarta = 0274-589685

Semoga Bermanfaat


Sumber Pustaka :
  1. Anonim, 2014, Wikipedia, Kereta Api Indonesia
  2. Anonim, 2014, www.kai.com, webisite PT Kereta Api Indonesia  
  3. Lain-lain informasi dari sana-sini

18 Sep 2014

SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:KEJAWEN - Wibawa Wanita di balik Eksotisme Tapa Wuda Sinjang Rikma

SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:KEJAWEN - Wibawa Wanita di balik Eksotisme Tapa Wuda Sinjang Rikma

Siluet Ratu Kalinyamat atau Pembaya
Panutan seorang Ratu Kalinyamat adalah terletak pada commitment beliau dalam memperjuangkan hak-hak pribadinya yg ingin membalas kematian ayahnda Pangeran Sekar Sedo Lepen oleh Aryo Penangsang dan tekad mengusir penguasaan tanah Nusantara oleh kekuatan asing (Portugis).

Alhasil, "topo wudo", bertapa di suatu lokasi tanpa mengenakan selembar kain, toh akhirnya membuahkan hasil walaupun tidak dilakukan oleh dirinya sendiri. Aryo Penangsang terbunuh oleh Danang Sutowijoyo yg akhirnya menjadi cikal bakal Dinasti Mataram. Keinginan mengusir kekuatan asing pun terrealisasi setelah beberapa ratus tahun setelah Sang Ratu wafat, yaitu kemerdekaan RI 1945 oleh para pemuda yg terinspirasi oleh perjuangan Sang Ratu mengusir kekuatan asing. 

Sampai kapan pun perjuangannya tetap dikenang anak bangsa, insya allah

Untuk membaca artikel aslinya dapat di klik pada judul tsb diatas.

18 Jul 2014

Posong Sagotrah, Kumpul Brayat di Cilandak - Jakarta

Kumpul Brayat Trah Posong baru dimulai beberapa bulan di tahun 2014. Saya bergabung dalam kumpul brayat dari anak keturunan Karto Diryo Posong yang mempunyai 11 anak. Posisi saya diluar brayat tsb karena saya berasal dari brayat Karto Wiryo Gangsan anak pertama dari Induk Trah Posong.

Kumpul Brayat di Cilandak kali ini sebagian besar dihadiri dari Brayat Karto Diryo Posong. Brayat lain yang hadir ada dari Brayat Kartowiryo Gangsan, Karto Dimejo Posong (Mas Eddy mBulu turunan Mbah Pawiro Gempol Ngaglik ngisor), Brayat Mbah Parinem, Mbah Parto, Mbah Murman, Mbah Muryam.

Kegiatan dalam bentuk Arisan yang dilaksankan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Foto diatas diambil pada saat  kumpulan di Rumah Bapak Riyadi / Mbak Nana putra mbak Suti wayah Mbah Parto Posong di Cilandak - Pasar Minggu tgl. 22 Juni 2014 yang dihadiri oleh 35 orang. 

Terus terang saya mengucapkan banyak terimakasih atas diundangnya saya dalam Kumpul Brayat kali ini. Betapa tidak, saya tidak faham satu dengan lainnya yang hadi kecuali dengan Mbak Nana dan Mas Edy Mbulu. Mungkin karena merasa satu darah, maka pertemuan yang dimulai dengan perkenalan seperti mengenal orang asing pun berubah menjadi percakapan "rinaketan sedulur cedak". Percakapan mulai dari mengurut nama orang tua, mbah-mbah, paman, sesepuh yang masih di kampung, tempat tinggal, posisi rumah di kampung, pekerjaan, saudara dan perkembangan kampung saat ini.  

Pembicaraan untuk pertama kali bertemu pasti masih memilih dan memilah mana yang sekiranya enak didengar dan santun diutarakan. Ada satu kata yang tersimpan dalam benak masing-masing yaitu niat ingin menyatukan sanak keluarga sedarah yang sudah terserak kemanpun arahnya "ngumpulke balung pisah" yang semula sudah tidak tahu dimana dan kemana mereka hidup dalam mencari penghidupan masing-masing. Tentunya hidup menuruti nasib adalah kehendak Yang Kuasa. Ada yang menjadi Pemimpin dan Tokoh Agama, ada yang menjadi Pejabat, ada yang berprofesi sebagai guru, pekerja atau karyawan dan lain sebagainya. Syukur alhamdulillah diantara mereka tidak ada yang merasa "aku" yang lebih baik darimu, tetapi aku adalah sedarah, nunggal Induk, Trah Posong.


Semoga dapat ngremboko dan dilestarikan oleh generasi sekarang dan berikutnya.

Amin.

15 Jul 2014

SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:LAYAR - Merawat Air, Menjaga Kehidupan


Memelihara lingkungan, antara urusan perut keperluan bahan baku air dan niat. Riil tindakan di lapangan cukup dengan kata "menanam pohon" apapun jenis dan bentuknya, namun hal ini jika tidak ada niat yang kuat dan wawasan tentang lingkungan hidup, maka akan sulit terrealisasikan. 
Sebagian orang menganggap bahwa urusan perut belum tercukupi merupakan kendala timbulnya niat berfikir dan berbuat untuk kepentingan yang lain seperti tanam-menanam pohon di lokasi Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGB) yang notabene tidak akan mendapatkan hasil finansial dari kegiatan tersebut. Sebagian besar masyarakat di perbukitan masih memanfaatkan lahan ber-kemiringan untuk budidaya pertanian yang merupakan usaha satu-satunya untuk menopang hidupnya. Belum ada sumber matapencaharian selain pertanian dengan memanfaatkan plasma nutfah di kawasan TNGM misalnya : tanaman jamu-jamuan, dll, yangmana masyarakat akan mendapatkan penghasilan tambahan dari lahan TNGM kaitannya dengan partisipasi kontribusi pemeliharaan lingkungan kawasan.
 
Masih diperlukan wawasan yang cukup tentang lingkungan hidup untuk keperluan kehidupan masyarakat banyak. Kerusakan lingkungan di perbukitan hingga puncak G. Merbabu dapat dilihat dari sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Merbabu dan mengalir ke arah barat kaki Gunung (wilayah Kab. Magelang) hampir semuanya kering tidak ada airnya dan gantian musim hujan air mengalir dari puncak gunung berupa banjir kearah bawah dan dalam sekejab sungai sudah kering kembali.    
Semoga ada upaya massif dari Pemerintah dan partisipasi masyarakat pegunungan G. Merbabu untuk hal tersebut diatas agar ada perbaikan lingkungan di kawasan TNGB. 

26 Jun 2014

Pemahaman Ideologi, Keberpihakan Politik dan Implikasinya di Tengah Masyarakat


Etimologi
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.


Definisi

Lambang Partai pada Pemilu I Thn 1955 (52 Partai)
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa (Machiavelli, 2006).
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan (Gunawan Setiardjo, 2003).
Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi atau mabda’. Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negara pun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’) bukan issue SARA (suku, agama, ras dan antar kelompok) yang dicetuskan rezim Soeharto dalam menghindari terpecahbelahnya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."

Ideologi politik

Ir. Soekarno Bapak Bangsa & Tokoh Nasionalisme
Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya.


Perkembangan Ideologi di Indonesia
Sejak Belanda menerapkan "politik ethik" atau lebih dikenal dengan politik balas budi, maka Pemerintah Belanda mulai membuka diri untuk memberi peluang anak-anak dan pemuda Indonesia mengikuti pendidikan formal, walaupun masih selektif terbatas pada golongan Pejabat Pemerintah atau lebih dikenal "amtenar". Alih-alih memberikan kebebasan meraih pendidikan bagi anak-anak negera jajahan, justru para pemuda yang bersekolah sampai pendidikan tinggi bahkan sekolah ke luar negeri mulai berfikir cerdas untuk mendongkel Pemerintah Belanda.
Para pemuda yang mendapat kesempatan sekolah di luar negeri, pulang ke Indonesia membawa faham-faham ideologi untuk membangkitkan jiwa patriotisme bangsa. Terlebih lagi pada masa menjelang proklamasi kemerdekaan, faham Nasionalisme dipopulerkan oleh Soekarno, dkk hingga puncaknya terbentuk organisasi kepemudaan di seluruh negeri dan melahirkan Soempah Pemoeda thn 1928.
Pemahaman masing-masing ideologi di tingkat akar rumput (grass-root) diperkenalkan dan digerakkan oleh pemuda-pemuda melalui underbow (sempalan) di berbagai bidang profesi yang digeluti saat itu, seperti halnya : dunia seni budaya, profesi pertanian dan nelayan, profesi kekaryaan dan intelektual.
Dalam perkembangannya, setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1945 dan terbentuk UUD-45 yang memberi peluang warganya untuk hidup berkumpul dan berserikat, maka berbagai ideologi politik disosialisasikan dengan sangat cepat sampai ke akar rumput melalui pembentukan partai-partai politik. Namun, ideologi-ideologi yang bergaris keras dan adanya infiltrasi pengaruh kepentingan negara-negara besar, maka mulai menampakkan diri adanya keinginan partai politik dengan figur yang ada di dalam partai yang bersangkutan berperan untuk menjadi Penguasa di negeri sendiri.
Kecenderungan figur suatu rezim yang berkuasa cukup lama cenderung untuk menjadi penguasa seumur hidup. Kemantapan suatu figur akan menimbulkan kecemburuan bagi figur yang lain yang berada di luar partai penguasa. Situasi sosial yang semakin bergejolak denderung akan muncul  partai garis keras yang mengganggu ststus quo kekuasaan dan berakibat pemberangusan atau pembubaran partai oleh Penguasa saat itu. Posisi figur penguasa yang melegenda di kancah percaturan politik dunia, kayaknya menjadi batu sandungan bagi Negara-negara adidaya yaitu blok barat yang dibawah kendali USA dan blok timur dibawah kontrol Uni Sovyet. Figur Soekarno yang menciptakan kekuatan negara ketiga berketetapan pada politik luar negeri "bebas aktif" dan tidak memihak blok manapun sontak menjadi rebutan oleh blok barat dan timur.
Pada rezim Soekarno pemahaman ideologi politik lebih leluasa. Orang bebas memilih membentuk dan memilih ideologi apapun sebagai wujud implementasi dari amanah UUD-45 untuk berserikat. Ideologi politik di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Pembentukan partai politik tumbuh bak jamur di awal musim penghujan. Tokoh-tokoh politik bermunculan di seantero penjuru tanah air. Namun sejarah harus berjalan dan puncaknya peristiwa 1965, kekuasaan Soekarno harus berhenti.

Ideologi Politik di Tengah Masayrakat
Pasca peristiwa 1965, Indonesia mengalami fase perkembangan pemahaman ideologi yang luar biasa. Pada masa kekuasaan rezim sebelumnya masyarakat bebas berpolitik, bebas membentuk kelompok-kelompok diskusi, namun setelah peristiwa traumatik tersebut diatas maka rezim menawarkan ideologi baru yang lain daripada yang lain yaitu "ideologi kekaryaan" dibawah naungan Golongan Karya. 
Rezim mempopulerkan perubahan ideologi yang mendasar dari poli-isme (banyak faham) menjadi mono-isme (satu faham), yaitu faham kekaryaan yang berorientasi pada pembangunan di segala bidang.
Untuk mengawal ideologi baru itu rakyat digiring untuk anti rezim sebelumnya dan menjauhi kegiatan politik bahkan Nama Partai Golongan Karya tidak mau disebut Partai Golongan Karya. Semua yang berbau faham Soekarno diminimalisasikan untuk difahami oleh setiap warga negara. Semua pemahaman yang berbau politik diasosiasikan sebagai hal yang negatif dan dijauhkan dari pemikiran warga negara. Seakan-akan berpolitik akan berakibat sebagaimana peristiwa 1965, seluruh anggota partai mendapat celaka, diasingkan dan dihilangkan hak politiknya. Situasi demikian mendorong pola pikir bahwa seluruh warga negara Indonesia mau tidak mau, suka tidak suka harus sefaham dengan faham rezim, tidak ada kata berseberangan dan beda pendapat atau penolakan program. Bilamana hal tersebut dilanggar maka yang bersangkutan akan berresiko untuk dimonitor secara khusus oleh Aparat Kemananan dan dikucilkan secara politis.
Pada Rezim Soeharto rakyat di seluruh negeri ingin dirubah dari multi-faham menjadi mono-faham yaitu kekaryaan dengan motor penggerak adalah ABRI dan Pegawai Pemerintah. Ajaran yang dihembuskan setengah dipaksakan adalah rasa kebangsaan tanpa violance dibawah payung Golongan Karya. Partai yang semula berjumlah puluhan dengan tangan besinya dirombak menjadi 3 partai yaitu Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia yangmana ketiga-tiganya tersebut adalah dibawah kontrol kekuasaan Rezim. Jargon faham yang ditawarkan kepada masyarakat adalah "negara aman rakyat tenteram". Untuk itu pengelolaan keamanan negara dikontrol secara optimal penuh untuk memantau geliat-geliat setiap oknum dan golongan mulai dari pusat sampai ke tingkat RT.
Selama masa kekuasaan rezim, rakyat seluruh negeri dibayangi dengan ketakutan untuk mengatakan berseberangan dengan kebijakan Soeharto. Kesetiaan terhadap kekuasaan pun dilakukan secara rapi pada saat penyaringan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada saat itu lapangan pekerjaan masih sulit didapat, sehingga penerimaan PNS menjadi idola bagi setiap pencari pekerjaan. Oleh karena itu setiap menjelang Pemilihan Umum 5 (lima) tahun sekali dilakukan penerimaan calon PNS dengan penyaringan yang begitu ketat. Calon PNS yang mendaftar pun membludak. Disinilah kesempatan menjaring massa pemilih sekaligus ajang monitoring ideologi massa dilakukan, mulai dari asal-usul lahir, anak keturunan, keorganisasian, faham yang dianut, dls. Modus demikian sangat efektif dalam rangka penggiringan massa calon pemilih untuk menentukan "vote" kepada partai Rezim saat itu.

Norma politik "kekaryaan" diajarkan kepada setiap Warga Negara Indonesia secara rapi melalui panataran-penataran yang dikendalikan oleh Lemhanas lewat Institusi Pemerintah di masing-masing Departemen dan Pemerintah Daerah. Untuk memantau perkembangan partai di suatu Lembaga pemerintah, maka di setiap Depertemen dikaryakan Staf Khusus yang disebut "Litsus" dan Babinsa untuk memonitor massa di Wilayah Kecamatan. Program ini sangat positip karena Penataran sampai ke pelosok negeri, sehingga hampir seluruh WNI mengetahui hak dan kewajiban berbangsa dan bernegara. Ditambah lagi dibentuknya Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) langsung dibawah komando Presiden yang bisa langsung menangkap oknum yang memenuhi kriteria sebagai pelaku instabilitas. Kekuasaan semakin mengakar kuat mencengkeram, siapa pun yang berseberangan atau yang diduga akan melakukan de-stabilitas akan ditangkap bahkan tidak sedikit yang dihilangkan atau diamankan sampai pada waktu yang tidak ditentukan. 
Dari segi kekuasaan, program politik tersebut diatas sangat efektif untuk mempertahankan kekuasaannya. Namun program pemantauan yang terlalu ketat, ditambah lagi dengan kepentingan oknum untuk mempertahankan posisinya dalam kekuasaan pemerintahan, maka terjadi arogansi (abuse of power) dan terjadilah rasa antipati terhadap program dan merembet kepada antipati terhadap pemerintah.

Perkembangan Demokrasi Pasca Rezim Orde Baru
Sejak tumbangnya rezim Soeharto tahun 1998, maka semua orang di Indonesia merasa memiliki hak untuk berpolitik dan hak pertisipasi jalannya pemerintahan melalui perwakilan. Tidak terkecuali di perkampungan pun demokrasi melanda warga setempat. Bilamana dirinya atau kelompok masyarakat merasa dirugikan oleh pihak-pihak tertentu, maka tidak segan-segan angkat bicara menggunakan kosa kata yang sering diucapkan para politisi yag mereka lihat di media TV, memberanikan diri menghadap Pejabar Daerah setempat.
Fenomena sosial demikian akan lebih tepat bilamana masyarakat sudah cukup berpendidikan dan banyak pengalaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan akan menjadi kontra produktif bilmana dilakukan oleh mereka yang belum cukup pendidkan dan pengalamannya, sementara yang mereka tuntut sangat tinggi kaitannya dengan ketentuan perundangan. Oleh karena minimalnya pengetahuan peraturan dan hukum yang mereka miliki, maka yang terjadi adalah kalimat "pokoknya kami dapat sesuatu" dan berakhir dengan tindakan melanggar batas aturan kemudian bersinggungan dengan tindak chaos yang dikategorikan kriminal sehingga harus singgah di Sel Tahanan Kepolisian.
Apapun yang terjadi di tengah masyarakat, itu sudah merupakan perkembangan kehidupan demokrasi yang luar biasa.
Pemilihan Presiden yang semula dipilih melalui perwakilan di MPR dan berkembang menjadai pemilihan langsung kepada Oknum Calon Presiden sejak tahun 2004, 2009 dan 2014 telah banyak mengalami perubahan baik dari sisi positip bahkan sisi negatifnya. Secara kebetulan calon presiden hanya 2 kandidat, maka dengan berkembangnya ilmu infomasi elektronik, maka perang di dunia virtual tak terhindarkan. Partai-partai pun mempersiapkan diri mengambil peran dalam pembentukan kekuasaan pada masa persiapan pil-leg maupun pilpres. Kaderisasi partai Golkar yang notabene mendapatkan ajaran kepartaian pada saat menjadi Partai Pemerintah selama rezim Soeharto 32 tahun, telah melahirkan kader-kader partai yang handal. Sementara kader Partai Persatuan Pembangunan (P3) dan Partai Demokrasi Inndonesia (PDI) bentukan rezim kurang begitu terlihat buah produk kaderisasi selama rezim Soeharto. Kader kedua partai tersebut justru lebih banyak mengadopsi norma politik daripada Partai-partai asalnya. Misalnya, kader-kader P3 mengadopsi norma-norma politik Nahdatul Ulama (KH Ashari Cs) dan Muhamadiyah (KH Achmad Dahlan) sedangkan PDI lebih banyak mengadopsi norma politik daripada Partai Nasional Indonesia yang dibentuk oleh Presiden Pertama Soekarno.
Fenomena baru perpolitikan di Indonesia pasca reformasi yang notabene terlemparnya partai Golkar sebagai partai penguasa kepemerintahan telah membentuk kristal-kristal kepiawaian bagi para kader-kadernya. Rekam jejak partai Golkar telah tercatat sejak saat itu hingga kini. Program menuju kembalinya partai menjadi Partai Penguasa dan atau berkontribusi kepada kekuasaan adalah Politik 2 kaki. Satu kaki tetap berpegang pada penguatan kader dan satu kaki lainnya melenggangkan kadernya masuk kedalam (kandidat) Partai Penguasa. Masuknya Jusuf Kalla (JK) sebagai Wakil Presiden pada rezim Indonesia Bersatu jilid-1 yang kemudian terjadi penguatan organisasi dengan dipilihnya JK menjadi Ketum Golkar sehingga terjadi penguatan kader-kadernya di Legislatif menjadikan Partai Golkar berperan dalam pemerintahan SBY. Namun, kekalahan JK pada Pilpres 2009 pun masih menyisakan kader-kadernya tetap bergabung di Sekretariat Gabungan dibawah kontrol SBY, sehingga masih berperan dalam pemerintahan.
Wacana Pilpres 2014 dengan icon capres pilihan rakyat Jokowi (JKW) yang menggandeng JK adalah fenomena baru, karena JK sebagai kader Golkar maju atas nama pribadi yang diminta Ketum PDIP dan kesanggupan JK menemani JKW. Golkar terpecah menjadi 2 kubu untuk kepentingan politik 2 kaki. Kalau JKW menang maka Golkar dari kubu JK akan berkontribusi dalam pemerintahan kedepan dan kalau Prabowo yang menang, maka kubu AR Bakrie yang akan menguat.

Kandidat Presiden pada Pilpres 2014





































































Segi Positip dan Negatifnya Keberpihakan
Bergesernya ideologi politik kepada ideologi materialistik di tengah masyarakat menyeret kandidat pimpinan pemerintahan apakah itu Lurah, Bupati, Gubernur bahkan Presiden harus berfikir jauh lebih matang dalam persiapan elektasi atau pemilihan umum. Ukuran legitimasi tidak sekedar diukur dari ketebalan pemahaman norma politik partai, tetapi bagi masyarakat awam yang termasuk "swing-vote" atau masa mmengambang adalah seberapa besar figur kandidat telah dan akan memberikan dampak materi kesejahteraan kepada voter atau pemilih. Secara realita, tidak jarang kandidat Anggota Legislatif harus merelakan harta kekayaannya hilang untuk membayar proses menawarkan dirinya untuk dipilih oleh rakyat pemilih. Tidak sedikit pula yang pada akhirnya stabilitas pikiran terganggu bahkan tidak normal lagi karena harta kekayaannya habis untuk hal tersebut diatas.
Segi positip keberpihakan adalah terjadinya solidaritas antara pemilih dan yang dipilih dan mempererat tali silaturahim secara tidak langsung. Tanpa mengesampingkan ketidakjujuran proses elektasi, tersalurnya materi dalam bentuk uang dari kandidat kepada calon pemilih, walaupun termasuk kategori pelanggaran hukum, peristiwa tersebut telah andil dalam distribusi uang kepada masyarakat bawah, walaupun hal tersebut tidak seluruhnya benar pasti memilih kandidat yang memberinya. Keberpihakan secara wajar akan mempererat kedekatan secara moral dan rasa manfaat kontribusi bilamana kandidat terpilih sebagai pemenang. Perasaan bangga dan harga diri akan terwadahi menjadi kelompok pemenang yang bisa jadi diperhitungkan di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Segi negatifnya, bilamana keberpihakan dilakukan secara berlebihan bahkan sampai melakukan proses indoktrinasi ideologi, maka terjadilah militansi buta yang kita kenal pada rezim Soekarno ada istilah kesetiaan tanpa reserve. Dalam ideologi nasionalisme yang dibawa oleh figur Soekarno dimanifestasikan dengan ucapan "pejah gesang nderek Bung Karno", dls.
Bilamana hal tersebut terjadi di lingkungan keluarga akan terjadi perpecahan yang sulit untuk bersatu kembali. Tidak sedikit bentrokan antar kelompok bahkan kakak-beradik tidak tegur sapa sepanjang hayat karena perbedaan ideologi dan keberpihakan kepada figur tertentu. Keberpihakan secara berlebihan akan berakibat kepada pembelaan yang berlebihan pula walaupun sejatinya figur yang didukung terbukti bersalah. Sebagian dari mereka bahkan menganggap figur yang didukung adalah manusia setengah dewa, manusia super dan menjurus kepada pengkultusan dan menyebutnya sebagai "the people can do no wrong".

Pada akhirnya, marilah kita benahi diri kita masing-masing dalam menjalankan hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita memihak dengan kadar sewajarnya tidak perlu terseret kepada hegemoni politik, terbakar dengan manifesto politik yang menjadi jargon figur, partai dan kelompok-kelompok faham tertentu walaupun diucapkan dengan kata-kata manis menyentuh hati setiap orang.

Semoga bermanfaat.


Referensi :

  1. Annonim, Wikipedia, 2006, Ideologi Terjemahan Bebas
  2. Cranston, Maurice,Ideology, 2006
  3. Machiavelli, Ideology Politics, 2006
  4. Gunawan Setiardjo, 2003, Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.